REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Terpilih Prabowo Subianto mengatakan, program makan bergizi gratis yang diwujudkan pada pemerintahannya kelak bertujuan untuk menyelamatkan masa depan bangsa Indonesia. Hal itu karena masih banyak anak-anak yang berangkat sekolah tidak sempat sarapan atau makan siang, karena kondisi ekonomi keluarga serba terbatas.
Jadi, masalah makan ini bukan masalah untuk disenangi, mencari popularitas, tidak. Ini masalah strategis," kata Prabowo saat menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Legislatif PKB di Jakarta, Kamis (11/10/2024) sore WIB.
Menurut ketua umum DPP Partai Gerindra itu, bila anak-anak Indonesia kurang gizi maka tidak dapat bersaing dengan sesama anak bangsa atau dunia. Dia pun ingin anak-anak sebagai calon generasi penerus bangsa mendapatkan asupan gizi yang cukup.
"Jangankan bersaing di universitas, di tempat-tempat yang membutuhkan teknologi, untuk menjadi petani saja mungkin dia tidak sanggup. Untuk menjadi buruh pelabuhan pun dia kalah dengan buruh-buruh dari negara lain karena badannya tidak kuat," ujar Prabowo.
Oleh sebab itu, Prabowo menegaskan, program makan bergizi gratis bagi dirinya adalah hal strategis yang akan dilaksanakan. Dia tetap menjalankan program itu, meski mendapat kritikan.
Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional Prof Dadan Hindayana menyatakan, program makan bergizi gratis akan membelanjakan anggaran senilai Rp 800 miliar per hari. Menurut Dadan, program tersebut akan menjangkau hingga 82,9 juta penerima dan memakan anggaran sebesar Rp 400 triliun bila diimplementasikan secara penuh.
"Kalau program ini sudah jalan, maka Badan Gizi Nasional akan belanja Rp 1,2 triliun setiap hari untuk investasi SDM masa depan. Sekitar 75 persen dari Rp1,2 triliun itu untuk intervensi makan bergizi gratis, itu kurang lebih Rp800 miliar setiap hari," kata Dadan ditemui usai kegiatan BNI Investor Daily Summit 2024 di Senayan, Jakarta, Selasa (8/10/2024).