Senin 02 Sep 2024 14:14 WIB

Wakil Rektor Undip: Tuduhan yang Ditujukan ke Fakultas Kedokteran Sudah Melampaui Batas

Undip menolak framing bahwa pihaknya tidak peduli atas kasus kematian dokter Aulia.

Rep: Kamran Dikrama/ Red: Andri Saubani
Suasana Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (15/8/2024).
Foto: Republika/Kamran Dikarma
Suasana Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (15/8/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wakil Rektor IV Universitas Diponegoro (Undip), Wijayanto, gusar atas tuduhan-tuduhan yang diarahkan kepada Fakultas Kedokteran (FK) Undip buntut kasus meninggalnya Aulia Risma Lestari (ARL), mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesia Undip. Aulia diduga meninggal bunuh diri usai menjadi korban perundungan saat menjadi peserta PPDS Undip.

"Jadi tuduhan yang diberikan kepada Fakultas Kedoktran (Undip) saya pikir sudah melampaui batas. Kita menolak frame yang ditujukan kepada kita bahwa kita tidak peduli," kata Wijayanto saat memberi pidato dalam acara apel di gedung FK Kedokteran Undip di Semarang, Jawa Tengah, Senin (2/9/2024).

Baca Juga

Dia mengklaim banyak FK, bahkan rektor, dari universitas-universitas lain yang bersimpati kepada Undip. "Saat ini seakan-akan hanya Undip yang bersalah," ujar Wijayanto.

Wijayanto kemudian mengimbau, khususnya kepada pers, untuk menunggu hasil investigasi kematian ARL yang saat ini masih dilakukan kepolisian. Wijayanto memastikan Undip terbuka dengan berbagai bentuk investigasi untuk pembenahan ke depan. 

"Izinkan saya mengimbau kita semua, teman-teman jurnalis yang ada di sini, untuk terlebih dulu melihat fakta, memeriksa fakta dengan jernih, dan bersabar dalam situasi seperti ini, pada investigasi yang sedang berlangsung," ucapnya.

Wijayanto kembali menekankan bahwa Undip berduka atas kematian ARL. "Saya percaya, kita semua bersedih dengan situasi ini, bahwa ada satu anak kita, mahasiswa kita, yang pergi mendahului kita. Inilah duka yang sangat mendalam buat Universitas Diponegoro. Saya yakin bapak ibu semua, apalagi dokter di sini, diajarkan untuk merawat kehidupan," katanya.

photo
Karikatur Opini Republika : Darurat Perundungan - (Daan Yahya/Republika)

 

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement