Jumat 16 Aug 2024 20:53 WIB

Polisi Belum Temukan Motif dalam Kasus Mahasiswi PPDS Undip Diduga Bunuh Diri

Sembilan lembar catatan di buku harian korban ditemukan di dalam kamar kos.

Suasana Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (15/8/2024).
Foto: Republika/Kamran Dikarma
Suasana Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (15/8/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kapolrestabes Semarang Kombes Pol.Irwan Anwar mengatakan polisi belum menemukan bukti yang berkaitan dengan motif perundungan terhadap AR, mahasiswi Program Studi Anastesi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang yang diduga meninggal dunia akibat bunuh diri. Jasad AR yang ditemukan pada Senin (12/8/2024).

"Belum ada fakta atau bukti korban meninggal bermotif perundungan, begitu juga sebaliknya belum ada bukti yang menguatkan kematian itu bukan karena perundungan," kata Irwan di Semarang, Jumat.

Baca Juga

Termasuk, lanjut dia, sembilan lembar catatan di buku harian korban yang ditemukan di dalam kamar tempat indekosnya. Ia menjelaskan, sembilan lembar catatan buku harian tersebut berisi keluhan tentang kondisi kesehatannya kepada Tuhan serta keluhan kepada seseorang yang diduga kekasihnya.

"Di sembilan lembar catatan buku harian itu tidak ada yang terkait dengan perundungan," katanya.

Menurut dia, berkaitan dengan dugaan perundungan tersebut akan dilakukan investigasi oleh Kementerian Kesehatan. Adapun tentang kepastian tentang penyebab meninggalnya korban, kata dia, masih didalami tindakan tersebut merupakan bentuk kesengajaan atau kelalaian.

Dari hasil visum, lanjut dia, ditemukan tiga luka yang diduga bekas suntikan. Selain itu, di tempat kejadian juga ditemukan alat suntik serta bekas botol obat Roculax yang diduga dipakai korban untuk meredakan rasa nyeri.

Ia menyebut dari informasi sementara diketahui korban memiliki riwayat penyakit saraf kejepit di punggung. "Sebagai tenaga medis, korban seharusnya tahu berapa ukuran bahaya obat yang disuntikkan tersebut. Apakah sengaja atau lalai sehingga berefek pada kematian," katanya.

Polisi sendiri, kata dia, masih mendalami jika memang motif kematian korban akibat bunuh diri dengan memeriksa para saksi, seperti teman-teman di sekitar korban, termasuk rekan seprofesinya.

Sebelumnya, seorang mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis Fakultas Kedokteran Undip Semarang meninggal dunia diduga bunuh diri di tempat indekosnya di Jalan Lempongsari, Kota Semarang, Jawa Tengah. Kematian korban berinisial AR yang ditemukan pada Senin (12/8/2024) tersebut diduga berkaitan dengan perundungan di tempatnya menempuh pendidikan

 

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement