Selasa 04 Jun 2024 12:48 WIB

PM Australia tak akan Hadiri KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

Menlu Australia Penny Wong juga dipastikan absen di KTT Perdamaian Ukraina di Swiss.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese.
Foto: EPA-EFE/LUKAS COCH
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong, seperti dilaporkan the Sydney Morning Herald, tidak akan menghadiri KTT Perdamaian Ukraina di Swiss karena akan menerima PM China Li Qiang. Pada Senin (3/6/2024), Kementerian Luar Negeri Australia mengatakan bahwa negaranya akan diwakili pada pertemuan puncak tersebut oleh Menteri Skema Asuransi Disabilitas Nasional Bill Shorten.

Pilihan tak terduga ini dibuat Australia meskipun Kiev meminta perwakilan Australia di tingkat perdana menteri atau wakil perdana menteri pada pertemuan puncak tersebut. Shorten mengatakan, bahwa Albanese memintanya untuk menghadiri pertemuan puncak tersebut karena ketertarikannya yang sudah lama terhadap Ukraina. Pada saat yang sama, Shorten juga mengemukakan bahwa dia tidak memiliki tanggung jawab atas urusan internasional.

Baca Juga

Swiss akan menjadi tuan rumah konferensi tingkat tinggi mengenai perdamaian Ukraina di resor Buergenstock di luar Lucerne pada 15-16 Juni. Lebih dari 160 delegasi dari seluruh dunia telah diundang untuk menghadiri acara tersebut.

Pada April, juru bicara Kedutaan Besar Rusia di Bern, Vladimir Khokhlov, mengatakan kepada Sputnik bahwa Swiss tidak mengundang Rusia ke KTT tersebut. Khokhlov menambahkan bahwa Moskow tidak berencana untuk berpartisipasi dalam acara tersebut meskipun diundang.

 

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Ahad (2/6/2024) mengatakan, bahwa 106 negara dan organisasi internasional telah mengonfirmasi partisipasi mereka pada konferensi di Swiss mengenai Ukraina. Namun, Zelenskyy juga menyatakan kekecewaannya karena beberapa pemimpin dunia menyatakan tidak akan hadir.

photo
Negara-negara yang bersekutu dengan Ukraina dan Rusia. - (Tim Infografis Republika.co.id)

 

sumber : Antara, Sputnik

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement