Selasa 18 Nov 2025 23:41 WIB

Permintaan Tempe di Aceh Meningkat Seiring Adanya Program MBG

Setelah ada pemintaan dari Program MBG, produksi tempe mencapai satu ton.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Pekerja menata tempe (ilustrasi). Kalangan perajin pengolahan kedelai di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar menyatakan adanya peningkatan permintaan tempe melonjak sejak program MBG berjalan.
Foto: ANTARA FOTO/Angga Budhiyanto
Pekerja menata tempe (ilustrasi). Kalangan perajin pengolahan kedelai di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar menyatakan adanya peningkatan permintaan tempe melonjak sejak program MBG berjalan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang mulai diimplementasikan di sejumlah daerah di Aceh terasa pada sektor industri pangan lokal. Kalangan perajin pengolahan kedelai di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar menyatakan adanya peningkatan permintaan tempe melonjak sejak program tersebut berjalan.

"Kini ada peningkatan permintaan tempe setelah ada Program MBG. Walau kebutuhan tempe untuk MBG tidak setiap hari," kata Zikra, perajin tempe di Kabupaten Aceh Besar, Selasa (18/11/2025).

Baca Juga

Sebelum ada Program MBG, kata dia, tempe yang diproduksi berkisar 500 hingga 700 kilogram kacang kedelai. Namun, setelah ada pemintaan dari Program MBG, produksi mencapai satu ton.

Zikra menyebutkan kebutuhan satu dapur MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) membutuhkan hingga 550 batang tempe untuk satu hari. Sedangkan usaha tempenya melayani lima dapur MBG. "Pemenuhan tempe untuk Program MBG tidak rutin setiap hari. Setiap dapur MBG menyampaikan kebutuhannya. Setiap kebutuhan tempe selalu dapat kami penuhi," kata Zikra.

Menurut dia, yang jadi persoalan di kalangan perajin tempe yakni harga kedelai yang kini terus meningkatkan. Harga kedelai sebelum Rp9.000 per kilogram, kini naik menjadi Rp9.900 per kilogram.

"Harga kedelai terus meningkat karena permintaan meningkat. Apalagi Program MBG ada di seluruh daerah, tidak hanya di Aceh. Kebutuhan kedelai untuk Aceh dipasok dari Sumatera Utara," katanya.

Kendati harga kedelai terus bergerak naik, Zikra mengatakan usahanya tempe yang diproduksinya tetap terus beroperasi. Dan tempe yang dijual juga tidak mengalami perubahan ukuran serta harga.

"Harga tempe yang kami jual kepada pedagang tidak mengalami kenaikan yakni Rp1.100 per batang ukuran kecil. Begitu ukuran, tidak kami kurangi, walau harga kedelai terus merangkak naik," kata Zikra.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement