Selain itu, kata Burhanuddin, survei Roy Morgan ini juga tidak dilaksanakan di seluruh Indonesia, namun hanya di 17 provinsi. Namun demikian, ia sendiri tidak tahu alasan kenapa survei hanya dilakukan di 17 Provinsi saja.
"Karena hanya mewakili separuh dari populasi provinsi bisa jadi berdampak pada prediksi Ganjar dan PDIP yg cenderung overestimate dibanding banyak lembaga," ujarnya.
Berdasar pengalaman dua pilpres sebelumnya, Roy Morgan memang selalu menempatkan PDIP bahkan hingga 37-39 persen sepekan sebelum pileg 2014 dan 2019.
Burhanuddin juga mengaku enggan merespon lebih jauh mengingat Roy Morgan juga bukan anggota dari Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (PERSEPI).