Selasa 29 Aug 2023 20:01 WIB

Pemprov DKI Serius Tangani Masalah Kesehatan di Rusun Marunda 

Plt Kadinkes DKI sebut akan serius menangani masalah kesehatan di Rusun Marunda.

Rep: Eva Rianti/ Red: Bilal Ramadhan
Puluhan warga Rusunawa Marunda alami sakit kulit dan gatal-gatal diduga imbas dari polusi dan debu batubara. Plt Kadinkes DKI sebut akan serius menangani masalah kesehatan di Rusun Marunda.
Foto: Republika/Fergi Nadira
Puluhan warga Rusunawa Marunda alami sakit kulit dan gatal-gatal diduga imbas dari polusi dan debu batubara. Plt Kadinkes DKI sebut akan serius menangani masalah kesehatan di Rusun Marunda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ani Ruspitawati menyebut bahwa dirinya serius dalam menangani masalah kesehatan yang dialami warga Rusunawa Marunda. Hal itu menanggapi banyaknya keluhan warga Rusunawa Marunda yang mengalami penyakit pernapasan ataupun kulit, diduga lantaran pencemaran lingkungan yang diakibatkan polusi udara batu bara.  

"Serius dong. Ini sekarang langkah kita juga akan menunjukkan keseriusan Dinkes terhadap masalah penyakit di sana (Rusunawa Marunda)," kata Ani kepada Republika di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (29/8/2023). 

Baca Juga

Langkah yang dimaksud oleh Ani adalah skrining kesehatan yang dilakukan oleh Dinkes DKI Jakarta terhadap warga Rusunawa Marunda. Skrining kesehatan itu mulai dilakukan Selasa (29/8/2023). 

"Sekarang kita lagi bikin program di Rusun Marunda, melakukan skrining angka kesakitannya, kita potret pola penyakitnya seperti apa, penyebabnya apa, supaya kita tahu pendekatannya seperti apa, upaya promotif dan preventifnya," tutur dia. 

Lebih lanjut, dalam skrining tersebut pihaknya melakukan pemeriksaan kesehatan untuk membuktikan adanya penyakit pernapasan seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) ataupun berbagai jenis penyakit kulit, atau juga penyakit lainnya. Termasuk juga untuk mendeteksi penyebab dari penyakit-penyakit itu, apakah memang polusi batu bara atau lainnya. 

Mengenai spesifik penyebabnya lantaran polusi batu bara, Ani menyebut bahwa hal itu tidak bisa langsung disimpulkan. Pasalnya, sepengetahuannya aktivitas perusahaan batu bara di Marunda, yakni PT Karya Citra Nusantara sudah disetop. 

"Penyebabnya apa kita enggak bilang darimana ya, yang jelas yang kita tangkap mungkin Ispa tinggi dan ada beberapa penyakit kulit, karena itu kita sedang skrining. Skrining ini supaya nanti kita tahu penyebabnya apa dan menindaklanjutinya," jelas dia. 

Ani menambahkan, keseriusan Dinkes DKI Jakarta juga dilihat dari adanya pos kesehatan di Rusunawa Marunda yang menjadi pusat penanganan kesehatan warga. Pos kesehatan itu beroperasi 24 jam non setop. 

"Kalau sakit bisa akses ke pos kesehatan itu. Sebenarnya jarak puskesmas enggak terlalu jauh, tapi kita sediakan pos, semacam puskesmas ya tapi di pos kesehatan ada di bawah Puskesmas Cilincing, stand by 24 jam, ada dokter, perawat, bidang, ahli gizi, lengkap," jelas dia. 

Sebelumnya diketahui, Forum Masyarakat Rusunawa Marunda (FMRM) menuntut Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berhenti mempertaruhkan kondisi kesehatan warga Marunda dan serius menindak pelaku industri di wilayah Marunda. Warga menilai, pemerintah tidak serius dalam menangani kasus pencemaran debu batubara di Marunda yang berdampak pada kesehatan warga. 

Dalam keterangan resminya, FMRM menjelaskan, warga telah berulang kali mengeluhkan masalah ISPA dan penyakit kulit berupa gatal-gatal. Namun, menurut penuturannya, pemerintah justru membantah dan menyebut bahwa penyakit tersebut terjadi karena hawa panas. 

Warga Marunda dan sejumlah lembaga swadaya masyarakat yang tergabung dalam Tim Advokasi Lawan Batubara mendesak sejumlah hal kepada Pemprov DKI Jakarta. Diantaranya, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta diminta untuk melakukan pemeriksaan berkala terhadap dampak kesehatan yang dialami warga Marunda dan Warga DKI Jakarta akibat debu batubara dan buruknya kualitas udara di Marunda dan DKI Jakarta. 

 

Selain itu, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono juga diminta untuk meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat Jakarta akibat semakin parahnya pencemaran udara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement