REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Pihak Sekolah Az-Zahra membantah kalau kasus lift jatuh yang mengakibatkan tujuh orang meninggal dunia, dan dua orang luka parah ditutupi saat kejadian pada Rabu (5/7/2023) petang. Menurut pihak sekolah, peristiwa tersebut berlangsung saat kondisi kegiatan sekolah libur.
Menurut Kepala Sekolah Dasar Az-Zahra Iqbal Hafidz, saat kejadian berlangsung hanya ada seorang penjaga keamanan sekolah dan petugas kebersihan (OB). “Saat itu sekolah libur, tidak ada orang,” kata Iqbal Hafidz di Bandar Lampung, Kamis (6/7/2023).
Setelah kejadian, ia sempat menanyakan kejadian tersebut kepada petugas keamanan dan petugas OB. Namun, jawaban dari keduanya saat itu sedang syok dan panik. Mereka masih melakukan upaya penanganan korban kecelakaan untuk dibawa ke rumah sakit.
Dalam kejadian Rabu petang itu, dia mengeklaim bukan bermaksud untuk menutupi kasus tersebut dengan tidak menginformasikan kejadian lift jatuh yang menelan korban meninggal dunia dan luka parah ke pihak luar termasuk polisi.
“Bukan kami menutupi, tapi posisi memang semuanya lagi syok,” kata Iqbal.
Dia menyatakan pihak sekolah turut berbelasungkawa kepada semua korban baik yang meninggal dunia maupun luka. Pihak sekolah akan memberikan santunan kepada semua korban.
Komplek Sekolah Az-Zahra yang berada di Jl DI Panjaitan, Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung, saat ini sedang melakukan renovasi pembuatan tempat olahraga di lantai 5. Pengerjaan pembangunan dan perbaikan tersebut sudah dilakukan sejak April 2023.
Pihak sekolah menyerahkan program renovasi tersebut kepada vendor (kontraktor). Sedangkan pihak kontraktor yang menyiapkan pekerja bangunannya, termasuk sembilan pekerja yang menjadi korban.
Kejadian lift sekolah jatuh, hingga mengakibatkan tujuh orang meninggal dunia, dan dua luka parah, diduga karena kelebihan muatan. Seharusnya lift sekolah hanya untuk mengangkut barang bukan orang, namun digunakan untuk mengangkut orang yang berjumlah sembilan orang.
Lift sekolah jatuh karena terjadi putus tali sling yang tidak mampu menahan beban berat penumpangnya. Sedangkan para pekerja atau tukang bangunan saat itu, sedang turun setelah menuntaskan pekerjaan hariannya dan ingin pulang ke rumah pada Rabu petang tersebut.