REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Mukhtarudin, menegaskan bahwa pemerintah menjamin perlindungan komprehensif bagi pekerja migran Indonesia sebelum, selama, dan setelah penempatan, termasuk saat mereka kembali ke tanah air. Pernyataan ini disampaikan saat pembukaan Program Pelatihan Pengelasan Plat bagi 200 peserta vokasi di Balai Pelatihan Industri Jakarta, Rabu.
Mukhtarudin menjelaskan bahwa selain meningkatkan kapasitas calon pekerja migran melalui pelatihan vokasional, Presiden Prabowo Subianto juga menekankan pentingnya perlindungan menyeluruh bagi mereka. Perlindungan ini diwujudkan melalui berbagai langkah, termasuk sosialisasi tentang pentingnya migrasi yang aman, pelatihan keterampilan, dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan literasi keuangan.
"Pemerintah hadir mulai dari persiapan sumber daya manusia, hingga saat penempatan, dan setelah penempatan, serta saat pekerja migran kembali ke Indonesia. Oleh karena itu, perlindungan harus menyeluruh, dari hulu ke hilir," ungkap Mukhtarudin.
Selain itu, kementerian juga memastikan perlindungan bagi pekerja migran Indonesia selama bekerja di luar negeri, terutama melalui penyediaan jaminan sosial. "Artinya, semua pekerja migran akan terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan untuk memastikan perlindungan mereka," tambahnya.
Program pelatihan yang dibuka Mukhtarudin ini merupakan bagian dari program prioritas Presiden Prabowo untuk mempersiapkan 500.000 pekerja migran Indonesia bagi pasar tenaga kerja global. Para peserta akan menjalani pelatihan selama 14 hari dengan materi teori dan praktik, serta satu hari untuk uji kompetensi.
Mereka dilatih dalam kompetensi 3G GTAW, yaitu teknik Gas Tungsten Arc Welding dalam posisi 3G atau vertikal ke atas, yang merupakan standar industri di negara tujuan. Setelah menyelesaikan pelatihan, peserta yang kompeten akan ditempatkan di sejumlah negara Eropa, termasuk Republik Ceko dan Slovakia.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.