REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proyek pembangunan jalan tembusan di Pejaten Timur, Kecamatan Pasar Minggu hingga kini masih mangkrak. Pembangunan jalan tembus sejajar rel kereta itu sebenarnya sudah mulai dikerjakan sejak 2016. Sempat berhenti, pada 2018 dikerjakan lagi hingga akhir 2019.
Datangnya pandemi Covid-19 membuat jalan tembus yang berada di sisi selatan Markas Badan Intelijen Negara (BIN) yang menghubungkan Jalan Rawajati Timur, Jalan Kemuning Raya, hingga ke Jalan Tanjung Barat Raya itu mangkrak hingga kini. Padahal, lokasi itu bisa membuat kendaraan tak perlu lagi melintasan perlintasan sebidang Volvo jika sudah tersambung.
Mangkraknya proyek ini disebabkan karena adanya beberapa lahan yang masih belum memenuhi syarat dan belum adanya persetujuan antara warga yang bersangkutan dengan pemerintah. Warga Jalan Kemuning Raya, Ikhsan membenarkan hal itu. Menurut dia, sebagian rumah dan bangunan sudah digusur, namun masih ada lahan yang belum dibebaskan.
"Yang saya tau si waktu itu ada beberapa bangunan yang belum tergusur karena masih belum memenuhi syarat-syarat dan ada juga beberapa warga yang masih bernegosiasi dengan pemerintah terkait pembebasan lahannya," ujar Ikhsan saat ditemui di Jalan Kemuning Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada hari Jumat (23/6/2023).
Pantauan di lokasi, pembebasan lahan kini masih terhenti di sekitar SDN Pejaten Timur 11 Pagi. Belum diketahui apa alasannya mengapa di sekitar sekolah tersebut belum terkena pembebasan lahan. Padahal, bangunan sekolah itu sudah tidak difungsikan lagi. Namun, proyek fisik di lapangan sudah tidak berjalan.
Jalan tembus tersebut sebenarnya sangat dinantikan dan mendapatkan respon yang positif dari warga sekitar dan para pengguna jalan. Pasalnya, dengan adanya jalan alternatif itu memungkinkan dapat mengurangi kemacetan yang sering terjadi di Jalan Raya Pasar Minggu.
Warga Kemuning, Pejaten Timur, Arif mendukung pemerintah untuk secepatnya menuntaskan pembangunan jalan tembus. Dengan adanya jalan tembus di samping timur Stasiun Pasar Minggu itu bisa menjadi jalur alternatif bagi warga dari arah Kalibata menuju Tanjung Barat untuk tidak terkena macet.
"Kalo dari saya si setuju-setuju aja mas, karena kan di Jalan Raya Pasar Minggu tuh kadang macetnya luar biasa apalagi di depan Stasiunnya. Mungkin dengan adanya jalan alternatif tersebut, dapat mengurangi kemacetan," ujar Arif.
Dinas Bina Marga DKI Jakarta masih melanjutkan upaya pembebasan lahan untuk proyek pembangunan jalan tembusan Pasar Minggu itu. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI pun menargetkan pembangunan jalan tersebut akan beroperasi pada 2024.