REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Penjual bunga tabur mulai bermunculan di Kota Yogyakarta menjelang Ramadhan 2023. Penjual bunga musiman ini memenuhi trotoar hingga mulai banyak yang berjualan di berbagai pasar tradisional yang ada di Kota Yogyakarta.
Salah satunya di Jalan Pangeran Diponegoro, yang tidak jauh dari kawasan Tugu Pal Putih Yogyakarta. Di lokasi yang tepatnya berada di barat Pasar Kranggan tersebut, sejumlah penjual menjajakan bunga tabur.
Mereka duduk di pedestrian yang di sekelilingnya dipenuhi dengan bunga tabur, yang sudah ditata ke dalam keranjang yang terbuat dari bambu dengan berbagai ukuran. Bunga tabur tersebut dijual untuk kebutuhan ziarah ke pemakaman menjelang Ramadhan, atau biasa dikenal sebagai nyadran di budaya Jawa.
"Monggo Nak, yang mana? Nek sing cilik mung selawe (yang ukuran kecil hanya Rp 25 ribu) komplit. Nek seng iki seket (kalau yang ini Rp 50 ribu)," kata salah satu penjual bunga tabur, Sugini (54 tahun) saat melayani salah satu pembeli sambil menunjuk keranjang bunga berukuran sedang yang seharga Rp 50 ribu.
Sugini merupakan salah satu penjual bunga tabur musiman yang muncul menjelang Ramadhan ini. Ia sudah mulai berjualan sejak 15 Maret 2023 lalu.
"Nanti jualan sampai hari Selasa (21 Maret 2023)," ujar Sugini saat ditemui Republika.co.id di lokasi, Sabtu (18/3/2023) sore kemarin.
Ia menjual bunga tabur dengan tiga macam ukuran yang sudah ditata di dalam keranjang, mulai dari ukuran kecil, sedang, hingga ukuran besar. Untuk bunga dalam keranjang ukuran kecil dijual dengan harga Rp 25 ribu, ukuran sedang dijual Rp 50 ribu, dan ukuran besar dijual dengan harga Rp 100 ribu.
Sugini memanfaatkan momen menjelang Ramadhan ini untuk berjualan bunga tabur, mengingat banyak yang meminta untuk dibawa ziarah makam atau nyadran. Bunga tabur yang sudah ditata tersebut berisi bunga melati, kantil, kenanga, hingga mawar merah dan mawar putih.
"Bunga dicampur (saat ditata di dalam keranjang)," ujarnya yang berdomisili di Bangunjiwo, Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY tersebut.
Sugini bisa menghabiskan empat kilogram bunga dalam sehari. Bunga yang ia jual didatangkan dari Boyolali, Jawa Tengah. "Untuk untungnya saja bisa Rp 250 sampai Rp 500 ribu per hari," kata Sugini.
Sugini menyebut, untuk tiga kilogram bunga segar yang ia beli untuk dijualkan kembali yakni dengan harga Rp 750 ribu. Sedangkan, empat kilogram bunga bisa sampai Rp 1 juta.
"(Bunga yang akan dijual) Bisa tahan sampai dua hari, karena belinya pas masih segar," ujarnya.
Sugini menjadi salah satu pedagang bunga tabur dadakan. Ia sehari-hari bekerja sebagai petani, dan memanfaatkan momen jelang Ramadhan ini untuk mencari penghasilan lebih. "Biasanya ke sawah, kalau enggak ikut (usaha) catering. Karena ada musiman (jelang Ramadhan), makanya jualan bunga. Namanya rakyat kecil, apa saja dikerjakan untuk bisa makan," tambah Sugini.
Sugini menyebut, menjelang hingga beberapa hari setelah Lebaran nanti, ia akan kembali menjual bunga tabur. Hal ini juga mengingat menjelang Lebaran maupun setelah Lebaran, juga banyak masyarakat yang melakukan tradisi nyadran.