REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar, Wahyu Suryana
Peta koalisi dan calon presiden (capres) yang akan berkontestasi pada Pilpres 2024 diyakini akan bergantung pada sikap yang dikeluarkan oleh PDI Perjuangan (PDIP). Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menyebut sikap dari PDIP terkait capres yang akan diusungnya ataupun arah koalisi bergantung pada Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Saya kira kalau PDIP sudah memutuskan sikap, otomatis akan terbentuk, ada berapa koalisi dalam pencalonan presiden. Sebab segala sesuatunya tergantung kepada PDIP dan PDIP tergantung ke Bu Mega sebenarnya," kata Yusril di Kantor DPP PPP, Jakarta, Senin (13/3/2023).
Menurut Yusril, arah peta capres dan koalisi saat ini belum jelas. Padahal, pendaftaran pasangan capres dan calon wakil presiden (cawapres) hanya tinggal enam bulan lagi.
"(Pendaftaran) bulan September dan belum ada formasi koalisi yang terbentuk, membentuk satu paslon dalam Pilpres 2024 yang akan datang," katanya.
PDIP, tambah Yusril, sebagai partai politik terbesar di parlemen pun hingga hari ini belum menentukan capres yang akan diusungnya.
"Di PDIP sendiri juga masih belum memutuskan, apakah akan mendukung Pak Ganjar, apakah mendukung Mbak Puan, atau bagaimana. Sampai hari ini juga belum ada keputusan," ucapnya.
Meski beberapa nama capres ataupun cawapres kerap disinggung untuk diusung pada Pilpres 2024, hanya sedikit partai politik yang sudah benar-benar mengeluarkan keputusan resmi terkait sosok yang diusungnya.
"Yang baru kelihatan sepertinya ada calon yang mendukung Pak Anies yang dari partai Nasdem yang eksplisit, tapi partai-partai lain masih cair," imbuhnya.
Yusril mengatakan, PBB hingga saat ini belum menetapkan capres yang akan diusung pada Pilpres 2024, begitu pun dengan koalisi partai politik. Dia menyebut capres yang akan diusung oleh partainya akan sangat bergantung pada koalisi yang terbentuk, di mana disebutnya koalisi yang terbentuk akan bergantung pada sikap PDIP.
"Siapa yang akan diputuskan, itu kan sangat tergantung juga kepada koalisi yang terbentuk. Jadi sementara ini wacana sudah berkembang, tapi PDIP sampai hari ini belum memutuskan sikap," jelasnya.
Berbicara terpisah, Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Lodewijk F Paulus juga mengatakan, bahwa pembicaraan capres dan cawapres masih sangat dinamis. Bahkan, ia menyebut bahwa saat ini belum ada capres yang pasti akan maju pada Pilpres 2024.
"Sekarang saya mau tanya siapa yang sudah pasti? Siapa yang sudah pasti," ujar Lodewijk di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (23/3/2023).
Saat ini, baru Anies Baswedan yang dinyatakan secara resmi sebagai bakal capres dari Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Namun, ia menyebut apakah ada kepastian bahwa Anies akan menjadi capres pada kontestasi nasional mendatang.
"Apakah itu (Anies sebagai capres) sudah pasti? Itu saya tanya. Apakah sudah pasti? Ya namanya masih matching, pengen nyari-nyari itu pasti berproses terus. Kita tunggu saja," ujar Lodewijk.
Ia mengatakan, proses tersebut juga masih terjadi kepada Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ungkapnya, saat ini ketiga partai masih membicarakan visi dan misi bersama.
"Saya katakan KIB itu punya chapter-chapter yang harus dibahas lah. Chapter sekarang kita bicara visi-misi," ujar wakil ketua DPR itu.