Selasa 27 Apr 2021 14:09 WIB

Upaya Evakuasi KRI Nanggala-402 Masih Terus Dilakukan

Tim evakuasi angkat bagian kecil KRI Nanggala karena kemampuan ROV maksimal 150 kg.

Seorang prajurit TNI AL berbincang dengan personel dari Angkatan Bersenjata Singapura (SAF) di atas KRI dr Soeharso ketika KRI tersebut proses sandar di Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (26/4/2021). Setelah titik tenggelamnya KRI Nanggala-402 ditemukan, sejumlah KRI mulai kembali memasuki dan bersandar di Pelabuhan Tanjung Wangi untuk mengisi BBM dan logistik serta menurunkan sejumlah peralatan.
Foto: Antara/Zabur Karuru
Seorang prajurit TNI AL berbincang dengan personel dari Angkatan Bersenjata Singapura (SAF) di atas KRI dr Soeharso ketika KRI tersebut proses sandar di Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (26/4/2021). Setelah titik tenggelamnya KRI Nanggala-402 ditemukan, sejumlah KRI mulai kembali memasuki dan bersandar di Pelabuhan Tanjung Wangi untuk mengisi BBM dan logistik serta menurunkan sejumlah peralatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- TNI Angkatan Laut masih terus berupaya mengevakuasi kapal selam KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan Bali. Sejumlah serpihan yang ukurannya tidak terlalu besar sudah diangkat.

"Pelaksanaan evakuasi di Laut Bali tetap dilaksanakan sampai sekarang," kata Asisten Perencanaan dan Anggaran Kasal Laksda TNI Muhammad Ali, saat jumpa pers di Mabesal Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (27/4). Dia mengatakan, sejumlah KRI milik TNI AL masih disiagakan di lokasi pencarian guna melakukan evakuasi.

Baca Juga

"Jadi sampai sekarang masih ada KRI kita, masih banyak di sana," kata Ali. Bahkan, lanjut dia, Kapal MV Swift Rescue milik Singapura masih berada di perairan Bali untuk membantu mengangkat badan kapal selam buatan Jerman tersebut.

Dalam proses pencarian dan evakuasi badan kapal selam, kata Ali, alat remote operation vehicle (ROV) berhasil mengangkut sejumlah barang dari lokasi tenggelamnya KRI Nanggala. "Itu hydrophone dari kapal selam KRI Nanggala kemudian beberapa foto yang diambil kemudian ditemukan torpedonya juga," ujar Ali.

Dia menambahkan, tim evakuasi akan berusaha mengangkat bagian-bagian kecil, mengingat kemampuan ROV itu hanya bisa mengangkat maksimal 150 kg. "Tapi, nanti kita koordinasikan agar bisa mengangkat yang lebih besar dari itu," kata Ali.

Kapal selam buatan Jerman pada 1977 itu hilang kontak di perairan utara Bali, Rabu (21/4). Tim SAR gabungan kemudian melakukan pencarian besar-besaran, termasuk dengan mendatangkan bantuan dari luar negeri.

Pada Ahad (25/4), KRI Nanggala-402 dinyatakan berstatus subsunk (tenggelam) di kedalaman 838 meter. Sebanyak 53 awak KRI Nanggala dinyatakan gugur.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement