REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG PAKIS -- Suara dentuman keras tiba-tiba membangunkan Horiyah (65 tahun) warga Pantai Tanjung Pakis, Desa Tanjung Pakis, Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten Karawang, pada Senin (29/10) pagi. Awalnya, ibu pemilik warung ikan bakar ini, mengira suara tersebut berasal dari pembakaran petasan karbit.
Tak disangkanya suara menggelegar yang didengarnya itu ternyata berasal dari pesawat yang jatuh ke Perairan Tanjung, Karawang.
Horiyah bercerita saat itu masih tidur bersama cucunya. Setelah terbangun, perempuan ini membuka pintu warung sekaligus rumah tinggalnya, dan melihat keluar untuk mencari sumber suara. Tetapi, sumber suara yang membuat jantungnya berdegup kencang itu tak ditemukan.
"Pas saya keluar rumah, tidak ada kejadian mencurigakan. Tapi, pagi ini cuaca begitu mendung," ujar Horiyah, kepada Republika, Senin.
Selang beberapa jam, lanjut Horiyah, dirinya mengetahui sumber suara yang membuatnya terbangun itu, berasal dari pesawat jatuh. Pesawat nahas itu, yakni Lion Air JT 610 dengan tujuan Jakarta-Pangkal Pinang. Sebelumnya, pesawat ini dikabarkan hilang kontak sekitar pukul 06.00 WIB.
Ia menyadari itu setelah mendapati banyaknya warga yang mendatangi Pantai Tanjung Pakis. Padahal, biasanya hari Senin, pantai ini dari pagi hingga siang sepi pengunjung. Tetapi, di awal pekan ini mendadak ramai. "Akhirnya saya tahu, ternyata ada pesawat jatuh di perairan kita, setelah banyaknya warga yang datang ke pantai," ujarnya.
Camat Pakisjaya Irlan Suherlan menuturkan awalnya mendapat laporan sejumlah warganya yang mendengar suara ledakan begitu keras. Setelah mengetahui sumber suara dari pesawat jatuh, pihaknya langsung melaporkan ke instansi terkait.
"Saat ini, posko sudah didirikan. Ada dari Basarnas, kepolisian, TNI dan pemda. Unsur muspida juga hadir. Termasuk, Bupati Cellica," ujar Irlan.
Seperti dikabarkan sebelumnya, pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang mengalami hilang kontak Senin (29/10) pagi. Pesawat tersebut melakukan take off pada pukul 6.20 WIB lalu hilang kontak pada pukul 6.33 WIB.
Informasi yang didapat, pesawat membawa 188 orang, dengan 181 penumpang di antaranya 178 penumpang dewasa, satu penumpang anak-anak, dan dua bayi, kemudian tujuh kru pesawat, di antaranya dua pilot, lima pramugari. Sebelum kecelakaan terjadi pilot disebut sempat meminta kembali ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta.