REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG, – Dalam KTT G20 di Johannesburg, Afrika Selatan, Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka menyoroti pentingnya tidak menormalisasi penderitaan manusia yang sebenarnya dapat dicegah, termasuk konflik di Gaza, Palestina. Gibran menyampaikan hal ini pada sesi kedua pertemuan yang dihadiri oleh puluhan pemimpin negara, Sabtu.
Gibran menekankan bahwa bencana saat ini tidak hanya berupa bencana alam, tetapi juga bencana akibat tindakan manusia. "Kita melihat hal ini di Gaza, Ukraina, Sudan, dan Sahel, serta banyak wilayah lainnya, di mana konflik telah meruntuhkan rumah-rumah, merampas harapan dan mata pencaharian masyarakat," ujarnya.
Dalam pidatonya, Gibran menyoroti bahwa tragedi dan bencana kemanusiaan mengingatkan dunia untuk menempatkan rasa kemanusiaan di jantung tata kelola global. Menurutnya, para pemimpin dunia harus mencegah penderitaan manusia menjadi normal baru.
Gibran menambahkan bahwa kelompok negara G20, yang mewakili 85 persen produk domestik bruto dunia, memiliki kewajiban moral untuk memimpin dengan memberi contoh. "G20 memiliki kewajiban moral untuk memimpin dengan memberi contoh, memastikan bahwa pertumbuhan dan ketahanan menjadi dua sisi mata uang yang sama, mendorong harapan, kemakmuran, dan keadilan bagi semua," kata Gibran.
Fokus Pembahasan KTT G20
Pada sesi kedua KTT G20, para pemimpin dunia membahas tema pembangunan dunia yang tangguh yang mencakup isu kebencanaan, perubahan iklim, transisi energi berkeadilan, serta sistem pangan. Gibran juga dijadwalkan menyampaikan pidato pada sesi ketiga yang akan membahas isu pekerjaan layak dan tata kelola kecerdasan buatan. Sesi tersebut juga akan membahas mineral kritis, yang menjadi fokus kepentingan Indonesia.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.