REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dan Cina bekerja sama untuk meningkatkan teknologi nuklir. Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengatakan, Indonesia membutuhkan teknologi tinggi tenaga nuklir, terutama untuk menghindari guncangan dari gempa bumi.
"Saya katakan bahwa kita masih banyak gempa, jadi tidak mudah untuk nuklir di Indonesia itu, harus betul-betul teknologi yang sangat tinggi untuk bebas dari gempa," ujar Jusuf Kalla dalam konferensi pers di Istana Wakil Presiden, Senin (27/11).
Jusuf Kalla telah menerima Wakil Perdana Menteri Cina Liu Yandong. Dalam pertemuan tersebut, Liu menyatakan Cina telah memiliki penemuan teknologi reaktor nuklir yang diklaim aman. Namun, Jusuf Kalla menegaskan, apakah teknologi reaktor nuklir tersebut sudah sangat aman jika diterapkan di Indonesia.
"Tapi saya katakan kendalanya walaupun sangat aman tapi kalau terjadi gempa bumi yang efeknya besar bagaimana? Nah perkembangan ilmu akan menjawab itu," kata Jusuf Kalla.
Para ahli nuklir Indonesia dan Cina telah melakukan pertemuan serta berdiskusi di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Pertemuan tersebut untuk membahas tentang reaktor nuklir tahan gempa, terutama jika diterapkan di Jawa dan Sumatera yang kerap dilanda gempa.
Diketahui, pada tahun ini Indonesia dan Cina sepakat menambah kerja sama dalam bidang pembangunan pelabuhan. Di Indoneisa, kerja sama tersebut dibidani oleh ITB, pengembangan Science Techno Park dan focal point Direktur Jenderal (Dirjen) Kelembagaan Iptek Kemenristekdikti, dan penggunaan teknologi nuklir untuk maksud damai yang perjanjiannya akan ditandatangani pada High Level Meeting on People Exchange Mechanism (HLM PEM) 3 di Solo, 28 November 2017 mendatang. N. Rizky Jaramaya