REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepolisian Resor Bogor mengamankan 87 anak-anak dan remaja dari dua madrasah di Cibinong dan Jonggol, Bogor, dalam operasi pada Sabtu (25/11) dini hari WIB. Saat ditangkap dan diamankan ke Polres Bogor pada pukul 02.00 WIB, anak-anak itu membawa senjata tajam dan minuman keras.

Kapolres Bogor AKBP Andi M Dicky menjelaskan, pihaknya akan melakukan pembinaan terhadap anak-anak dan remaja tersebut dengan mengembalikan pada pihak sekolah dan orang tua. Kami bekerja sama juga dengan pemerintah, dalam hal ini muspika (musyawarah pimpinan kecamatan), ujarnya ketika dikonfirmasi Republika.co.id, Ahad (26/11).

Untuk yang membawa senjata tajam, Dicky menambahkan, akan ditindaklanjuti secara hukum dengan dikenakan Undang-Undang Darurat Nomor 12 tahun 1951. Hal ini dilakukan guna memberikan efek jera sekaligus menjadi contoh bagi masyarakat luas untuk tidak sembarang membawa senjata tajam.

Kasus penangkapan 87 remaja tersebut, membuat Dicky merasa prihatin, terlebih ketika anak-anak dan remaja itu tidak ada yang menjemput sampai pagi hari. "Mungkin karena sudah terbiasa tidak pulang atau pulang larut, mereka tidak dicari orang tua," tuturnya.

Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, Dicky berharap peran aktif dari orang tua. Sebab, berkumpulnya remaja dengan membawa senjata tajam dan minuman keras bisa memicu tindakan kriminal lain, seperti begal maupun tawuran antarpelajar.

Ke depan, Dicky menambahkan, jajaran kepolisian resor Bogor akan secara intensif melakukan patroli tiap tengah malam sampai dinihari di tiap kecamatan. "Kami ajak kolaborasi semua muspika, polsek, sampai Satpol PP. Kalau bertemu anak-anak di bawah usia dan berpotensi meresahkan akan kami angkut ke polres dan diminta jemput orang tua dan guru," jelasnya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika