Sabtu 03 Dec 2016 20:42 WIB

KB PII Kecam Pengerahan Massa PNS untuk Aksi 412

Bis TransJakarta yang bertuliskan Merdeka Atau Macet melintasi area Car Free Day di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (14/8).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Bis TransJakarta yang bertuliskan Merdeka Atau Macet melintasi area Car Free Day di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (14/8).

JAKARTA -- Terkait rencana aksi 4/12 atau yang disebut juga dengan berbagai nama yang akan diselenggarakan di kawasan car free day (CFD) pada tanggal 4 Desember 2016, Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia mengecam keterlibatan instansi pemerintah dalam kegiatan tersebut.

Ketua Umum Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) Nasrullah Larada menyatakan, keterlibatan kementerian melalui suat resmi kepada staf pegawai negeri sipil (PNS) merupakan sikap kekanak-kanakan. Apalagi jika kegiatan tersebut merupakan upaya membalas dan menandingi gerakan jutaan Umat Islam dalam Aksi Super Damai 212.

"Sebanyak apapun PNS yang dikerahkan, InshaAllah hati nurani mereka tetap mendukung gerakan nurani umat Islam yang disuarakan melalui Aksi Super Damai 212," tegas Nasrullah, melalui rilis yang dikirimkan kepada //Republika.coid//, Sabtu (3/12).

Ia juga menyarankan agar Presiden Joko Widodo memberikan sanksi tegas kepada instansi atau Kementerian yang terbukti secara resmi melibatkan PNS dalam aksi 412.

 "Kepada Presiden Republik Indonesia, Bapak H Joko Widodo, kami mohon kepada instansi pemerintah (Kementerian) yang secara resmi melibatkan PNS melalui surat resmi menginstruksikan ikut demo 412, agak segera di reshuffle. Ini cara-cara Menteri yang selalu ABS, bukan memperbaiki kinerja, tapi melalui mobilisasi massa,’’ katanya.

Nasrullah menambahkan, Aksi Bela Islam 212 merupakan gerakan  murni umat Islam dari berbagai lapisan masyarakat dan lintas profesi dari seluruh penjuru nusantara yang bergerak secara ihlas karena semangat (ghiroh) perjuangan tanpa paksaan pihak manapun. Sedangkan aksi 412 merupakan aksi balasan atas instruksi atau perintah atasan sebagaimana beredar berbagai surat di media sosial.

Besarnya gema Aksi 212 bahkan telah  membuat beberapa kalangan ingin mendompleng aksi tersebut, sedangkan Aksi 412 justru akan mendompleng kegiatan CFD yang sudah menjadi milik warga Jakarta.

Tema Aksi 212 juga sangat lugas yakni menuntut pemenjaraan Ahok karena menista Alquran, sedangkan tema Aksi 412 sampai sekarang belum jelas dan mengambang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement