REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengapresiasi kehadiran Presiden RI Joko Widodo dalam Aksi Damai 212, Jumat (2/12). Menurut ia, gelaran doa bersama tersebut menjadi lebih spesial karena Jokowi berkenan datang dan turut Shalat Jumat berjamaah.
"Kehadiran orang nomor satu itu menunjukkan sikap beliau yang bijak dan menyejukkan, apalagi beliau menyampaikan terima kasih sekaligus apresiasi yang tinggi kepada seluruh jamaah," ujarnya.
Pria kelahiran Bandung, 25 Februari 1958 itu mengatakan, kehadiran Presiden mengandung makna dukungan moral kepada seluruh peserta aksi damai. Ada pesan bahwa semua pihak dapat memperoleh keadilan secara demokratis dan konstitusional.
Haedar yakin, sikap itu menunjukkan jiwa kenegarawanan yang penting diteladani anak bangsa. Menanggapi hal itu, seluruh umat Islam pascaaksi damai 212 perlu mengambil hikmah tentang pentingnya menyatukan aspirasi dan langkah dalam menghadapi masalah bersama.
Sekaligus, umat Muslim harus menunjukkan uswah hasanah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Itu dinilai Haedar sebagai salah satu tanggung jawab sebagai negara dengan jumlah penganut Islam terbesar di dunia.
Ia mengungkap, umat Muslim di Indonesia perlu menampilkan bahwa Islam adalah umat terbaik atau kyaira ummah. Hal itu sebagaimana difirmankan Allah dalam Alquran pada Surat Ali Imran ayat 110, bahwa kehadiran Islam harus menjadi rahmat bagi semesta atau rahmatan lil-'alamin.
"Setelah ini, seraya kembali pada aktivitas sehari-hari, mari membangun kehidupan yang bermakna dan maslahat, bangkit bersama untuk menjadi umat dan bangsa yang berkemajuan," ujar penulis buku "Muhammadiyah sebagai Gerakan Pembaharuan" itu.