REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) merilis hasil survei terbarunya terkait opini publik di Pilkada DKI, Ahad (30/10). Hasil survei terbaru tersebut menyebut elektabilitas pasangan pejawat Ahok-Djarot semakin turun di 27,5 persen sedangkan dua pasangan lain, Agus-Sylvi 21 persen dan Anies-Sandi 24 persen, bergerak naik stabil.
Melihat itu, Tim Pemenangan Agus-Sylvi, Andi Nurpati menyambut baik tren yang tersebut di masyarakat. "Kalau melihat data ini cukup membanggakan karena Agus orang yang baru muncul tapi sudah menunjukkan angka peningkatan elektabilitas dari berbagai survei," ujarnya yang turut mengkaji hasil survei KedaiKOPI tersebut di kawasan Cikini, Jakarta, Ahad (30/10).
Ini termasuk survei kemarin yang mencapai 19 persen tapi sekarang sudah mencapai 21 persen. Menurutnya efek kejutan dan baiknya penampilan Agus di publik Jakarta menjadi pemicu, terutama bila nanti di masa kampanye ketika Agus dihadapkan dengan calon pejawat Ahok-Djarot dan Anies yang juga mantan menteri.
Hal yang sama disampaikan Tim Pemenangan Anis-Sandi, Ferry Juliantono. Menurutnya hasil survei ini membuktikan pasangan calon Anies-Sandi merupakan antitesa atau jawaban dari karakter pejawat, Ahok. Ferry menilai ada beberapa momentum yang bisa membuat dinamis dukungan ketiga pasangan calon. Termasuk adalah demo besar-besaran pada 4 November nanti. "Setelah tanggal 4 nanti saya lihat akan ada eskalasi naiknya pengaruh diantara tiga calon," katanya.
Sedangkan, Tim Pemenangan Ahok-Djarot, Hendrawan Supratikno menilai hasil survei tersebut metodologinya tidak dipaparkan secara jelas. Sehingga masih ada yang perlu dikritisi. Namun secara keseluruhan Hendrawan menilai hasil survei yang berbeda-beda merupakan hal yang wajar. Karena di internal PDI P dan tim pemengangan pun melakukan survei dan, ia yakin angka pendukung Ahok-Djarot yang diperoleh masih diatas 40 persen.