Kamis 22 Sep 2016 18:57 WIB

Terkait Reklamasi Teluk Jakarta, Susi: Jangan Adu Domba Menteri

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Susi Pujiastuti.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Susi Pujiastuti.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan berbagai pihak jangan sampai mengadu domba antarmenteri dalam berbagai persoalan. Misalnya, kata ia, terkait dengan kontroversi reklamasi di kawasan Teluk Jakarta.

"Sesuai pesan Pak Luhut (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman), jangan mengadu domba menteri. Kami para menteri menjalankan visi misi Presiden," kata Menteri Susi dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis.

Menteri Susi juga menginginkan agar persoalan seperti reklamasi di Teluk Jakarta jangan dipolitisisasi, dan tak sampai membuat kegaduhan baru.

Sebagaimana diwartakan, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan posisi terakhir proyek reklamasi Pulau G di Teluk Jakarta adalah pengembang sedang menyiapkan perubahan dokumen lingkungannya.

"Yang paling penting, perlunya perubahan dokumen lingkungannya. Jadi sekarang perubahan dokumen lingkungannya sedang dia (pengembang) siapkan dan belum selesai," kata Nurbaya usai dipanggil Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (21/9).

Nurbaya mengungkapkan, untuk lima persyaratan lainnya sudah selesaikan oleh pengembang, di antaranya mengatasi kabel laut, teknis gangguan pelayaran.

Baca juga,  Luhut Sebut Reklamasi Bakal Untungkan Nelayan.

Sebelumnya, Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan tiga alasan di balik keputusan untuk melanjutkan proyek reklamasi Pulau G di Pantai Utara Jakarta.

"Pertama, karena untuk kepentingan nasional dan DKI Jakarta," kata Luhut sebelum rapat dengan Badan Anggaran DPR RI di Kompleks Parlemen Jakarta, Rabu (14/9).

Sedangkan alasan kedua adalah untuk memenuhi kebutuhan sumber air yang terus berkurang melalui bendungan, serta alasan ketiga guna menghindari rob atau banjir air laut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement