REPUBLIKA.CO.ID, BLORA -- Wakil Bupati Blora Sri Setyorini mengungkapkan, siswa-siswi SMPN 1 Blora yang menjadi korban kasus dugaan keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) mengalami trauma. Sri mengatakan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Karangjati 1 Blora selaku pemasok MBG di sekolah tersebut sudah ditangguhkan operasionalnya.
"Terkait murid SMPN 1 Blora, banyak yang mengalami masalah kesehatan setelah makan MBG. Tugas satgas melihat kondisi lapangan dengan tim komplet sesuai tugas masing-masing," ujar Sri ketika ditanya soal kasus dugaan keracunan MBG di SMPN 1 Blora, Jumat (28/11/2025).
Sri, yang juga menjabat Ketua Satgas MBG Blora, mengaku sudah sempat berbincang dengan sejumlah siswa SMPN 1 Blora korban dugaan keracunan MBG. "Sesuai hasil tanya jawab kami pada korban, rata-rata masih trauma," ucapnya.
Dia mengungkapkan, Satgas MBG Blora sudah mengadakan rapat untuk membahas kasus dugaan keracunan yang dialami ratusan siswa SMPN 1 Blora. Menurut Sri, keputusan untuk menangguhkan operasional SPPG Karangjati 1 Blora diterbitkan langsung oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
Sementara itu Polres Blora turut menyelidiki kasus dugaan keracunan MBG di SMPN 1 Blora. Kasatreskrim Polres Blora AKP Zaenul Arifin mengungkapkan, sejauh ini pihaknya sudah memeriksa setidaknya 10 saksi yang bekerja di SPPG Karangjati 1 Blora.
"Sekitar 10-an (saksi), yang (mengurus) masalah pengolahan, bahan baku, pemorsian," katanya ketika dihubungi, Jumat (28/12/2025).
Dia menambahkan, berdasarkan keterangan sementara yang dihimpunnya, para pegawai SPPG Karangjati 1 Blora mengaku sudah menjalankan standar operasional prosedur dalam proses pengolahan hingga penyajian MBG. "Kami menunggu hasil labnya sama nanti hasil pemeriksaan anak-anak (terdampak)," ujarnya.
Menurut Zaenul, sejak terjadinya kasus dugaan keracunan MBG di SMPN 1 Blora pada Selasa (25/11/2025), kegiatan operasional SPPG Karangjati 1 Blora segera dibekukan sementara. Dia mengatakan, saat ini pihaknya belum meminta keterangan dari para siswa korban terduga keracunan, termasuk orang tua mereka dan pihak sekolah. Penggalian keterangan para siswa akan dilakukan ketika kondisi kesehatan mereka sudah sepenuhnya pulih.
Menurutnya, keterangan para murid terdampak di SMPN 1 Blora dibutuhkan untuk lebih mendetailkan kondisi MBG yang disajikan pada Selasa lalu. "Apakah makanannya itu masih bagus atau tidak? Kalau makanannya (beraroma) tidak sedap atau apa, kami menunggu nanti kalau memang anak-anaknya sudah sembuh, sudah sehat total, baru kami berani mengklarifikasi," ucap Zaenul.
Dia menambahkan, menu yang disajikan SPPG Karangjati 1 Blora pada Selasa lalu adalah nasi putih, ayam rica-rica, capcai, buah melon, dan susu kemasan. Saat ini sampel dari menu tersebut tengah diuji lab.
Zaenul mengungkapkan, seusai menyantap MBG, para siswa mengalami sejumlah gejala. "Mereka mual, pusing, sebagian ada yang muntah, diare," ujarnya.
Dia mengatakan, ratusan siswa yang diduga mengalami keracunan, dua di antaranya masih menjalani rawat inap di rumah sakit. Menurut Zaenul, keadaan mereka sudah membaik, tapi masih merasakan mual.