Sabtu 24 Oct 2015 17:51 WIB

Bantuan dari Kemensos dan Artis untuk Ardias

Rep: Amri Amrullah/ Red: Djibril Muhammad
Ardias, bocah lima tahun korban kecelakaan tragis terlindas truk pasir di Cibitung, Ahad (18/10) pekan lalu.
Ardias, bocah lima tahun korban kecelakaan tragis terlindas truk pasir di Cibitung, Ahad (18/10) pekan lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ucin Rukmana, 37 tahun sempat bingung mendapatkan biaya operasi anaknya, Ardias Pratama, bocah 10 tahun tahun yang terlindas truk pasir di Cibitung. Setelah kondisi keterbatasannya disebar ke media sosial, berbagai bantuan mulai berdatangan mulai artis hingga Kementerian Sosial (Kemensos).

Ketika ditemui Republika.co.id, Sabtu (24/10) Ucin mengatakan seluruh besaran operasi amputasi putranya menelan biaya lebih dari Rp 70 juta. Biaya tersebut tidak bisa ditutupi oleh BPJS, karena Ucin yang hanya pedagang kelontong belum mendaftarkan keluarganya ke BPJS Kesehatan.

Tapi ia bersyukur setelah tersebarnya informasi ini dari media sosial, banyak masyarakat yang memberikan bantuan. Mulai dari beberapa artis yang berperan di Sinetron Tukang Bubur Naik Haji hingga Kementerian Sosial (Kemensos).

"Saya nggak hafal namanya tapi sudah ada yang kesini tadi artis dan dari Kemensos," ujarnya.

Selain dari Kemensos, pihak asuransi Jasa Raharja juga telah memberikan bantuan dana tunai Rp 10 juta. Sedangkan dari masyarakat yang memberikan bantuan, ada yang individu atau lembaga seperti Dompet Dhuafa Republika yang juga membantu meringankan.

"Alhamdulillah sudah setengah bisa tertutupi, tapi kita masih berharap dari BPJS kesehatan bisa meringankan, karena saya lagi mengurus sekarang," ujarnya.

Namun Ucin masih jengkel, karena pihak pemilik truk pasir sama sekali tidak bertanggung jawab membiayai operasi dan pengobatan putranya.

Ardias Pratama harus diamputasi seluruh kaki kiri dan sebagian kaki kanannya di RS UKI Jakarta Timur. Amputasi ini dilakukan setelah ia terlindas truk pasir Ahad (18/10) di Cibitung. Biaya operasi amputasi lebih dari Rp 70 juta.

Besarnya biaya operasi dan pengobatan ini menjadi beban Ucin dan Nunung istrinya karena mereka hanyalah pedagang kelontong dengan penghasilan tidak tetap. Pihak RS UKI memang telah menjamin pelaksanaan operasi walaupun belum 100 persen tertutupi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement