Selasa 21 Jul 2015 21:09 WIB

Jokowi Diminta Copot Pejabat Terkait Dwelling Time di Priok

Aktivitas bongkar muat peti kemas di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (18/5).
Foto: Republika/Prayogi
Aktivitas bongkar muat peti kemas di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (18/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Port Watch (IPW) menilai dwelling time yang tinggi di Pelabuhan Tanjung Priok disebabkan krisis kepemimpinan. Itu lantaran RJ Lino yang memimpin Pelindo II sejak enam tahun silam kerap lebih suka mengekspos kelemahan instansi lain dibanding secara serius menyelesaikan permasalahan.

"Orientasinya kasak-kusuk cari panggung untuk mengatrol popularitas," kata Presiden IPW Syaiful Hasan dalam siaran pers di Jakarta, kemarin.

Sejak diangkat menjadi Dirut Pelindo II pada 11 Mei 2009, Lino mendapat kepercayaan besar dari pemerintahan SBY termasuk dalam hal memilih sendiri jajaran direksi. Bahkan kepercayaan yang sama juga diberikan oleh Presiden Jokowi. "Dengan kepercayaan sebesar itu, mestinya mudah melakukan kordinasi antar instansi dan melakukan perubahan," katanya.

Dwelling time pada dasarnya masalah kordinasi. Seperti conveyor belt, tidak bisa satu pihak hanya mengklaim pekerjaannya sendiri beres dan tidak mendukung bagian lainnya. Hal itu yang membuat dwelling time di Tanjung Priok lebih tinggi dibanding Surabaya, Medan, atau Makassar.

"Kami sangat prihatin, Lino dengan entengnya sibuk menyalahkan semua instansi. Para menteri yang dia tuding baru bekerja delapan bulan, ke mana dia selama enam tahun dengan dukungan pemerintah yang hampir mendekati cek kosong?"

IPW mengimbau Presiden Jokowi untuk segera mencopot Lino dari jabatannya jika ingin konsep tol laut jalan. "Di samping masalah kinerja, Lino juga punya masalah dengan integritas dan good corporate governance," kata Syaiful.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement