REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Puluhan karya fotografi dengan objek batu akik dipamerkan di Gandok Sawitri Kompleks Pondok Tingal, sekitar 500 meter timur Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah pada 8-10 Mei 2015. Pameran itu digelar atas gagasan dua dosen Institut Kesenian Jakarta.
"Ada 20 karya fotografi dengan objek batu akik, sehingga tema pameran kami ini adalah 'Menelusuri Keindahan Motif Batu Akik Tembus Pandang melalui Pendekatan Fotografi'," kata Hartanto, seorang di antara dua dosen yang berpameran tersebut, di Borobudur, Jumat (8/5).
Seorang lainnya yang pada kesempatan tersebut berpameran foto batu akik adalah Priadi, dosen Jurusan Fotografi IKJ, sedangkan Hartanto adalah dosen Jurusan Film IKJ dan juga pengelola televisi komunitas, Grabag TV, di Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Objek pemotretan untuk pameran yang dilakukan Priadi adalah 10 koleksi batu akik yang diperoleh dari Rawabening, Jakarta. Ia memotret koleksinya itu menjadi 10 foto, sedangkan Hartanto memotret delapan koleksi batu akik milik isterinya menjadi 10 foto.
"Pemotretan menggunakan kamera digital dengan lensa makro yang hasilnya sebelum dicetak untuk pameran bisa dilihat terlebih dulu dengan menggunakan layar monitor," paparnya.
Ia mengemukakan proses pemotretan terhadap batu akik tembus pandang sebagai eksplorasi atas batuan tersebut.
Hal tersebut, katanya, mirip dengan proses yang dilakukan para perajin batu akik yang secara manual membuat produk kerajinan tersebut. Para perajin biasany menggunakan senter kecil untuk menelusuri batu akik tembus pandang, dan kemudian melahirkan imajinasi.
"Sekarang masih 'booming' batu akik, terjadi eksplorasi batu akik. Melalui fotografi batu akik, bisa kita temukan di luar dugaan, menggerakkan alam bawah sadar juga. Ada semacam gaya lukisan surealis dalam batu akik, ada alam supranatural. Tetapi ini bukan mistik. Kemampuan para perajin batu akik kita sudah bagus. Mereka memiliki pemahaman yang baik tentang komposisi dan 'frame' lalu melahirkan imajinasi," tuturnya.
Ia mengatakan setiap foto yang dipamerkan dalam ukuran 120x80 centimeter tidak diberi judul. Hal itu, untuk memberikan kebebasan para penonton pameran membangun imajinasi dan interpretasi masing-masing atas karya foto batu akik.
Pameran yang disiapkan sejak tiga bulan lalu itu diharapkan memberikan kabar kepada masyarakat tentang cara baru melihat kedalaman batu akik. "Ada keindahan dalam batu akik melalui karya fotografi. Diharapkan ke depan muncul fotografi batu akik yang makin berkembang. Pameran ini juga menguatkan apresiasi masyarakat terhadap seni rupa," ujarnya.
Pameran di Gandok Sawitri Kompleks Pondok Tingal Borobudur tersebut, sebagai kegiatan kedua, setelah pertama pada 1-4 Mei 2015 di Taman Ismail Marzuki di Jakarta, sedangkan rencananya pada September mendatang di Jakarta Convention Centre.