Sabtu 15 Feb 2014 19:44 WIB

Bupati Malang Bantah 40 Orang Meninggal Hirup Gas Beracun Kelud

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Muhammad Fakhruddin
Abu vulkanik membumbung tinggi keluar dari Gunung Kelud terlihat di Desa Bladak, Blitar, Jatim, Jumat (14/2). (Antara/M Risyal Hidayat)
Abu vulkanik membumbung tinggi keluar dari Gunung Kelud terlihat di Desa Bladak, Blitar, Jatim, Jumat (14/2). (Antara/M Risyal Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Bupati Malang, Jawa Timur (Jatim), Rendra Kresna membantah kabar yang menyebutkan bahwa 40 orang meninggal akibat menghirup gas beracun Gunung Kelud di wilayah Ngantang, Kabupaten Malang, Jatim.

“Itu kabar bohong. Belum ada laporan ada 40 orang yang meninggal akibat menghirup gas beracun,” katanya kepada Republika di sela-sela peninjauan bantuan logistik untuk pengungsi di Gedung Kecamatan Pujon, Malang, Sabtu (15/2) sore.

Dia mengakui, warga yang tinggal di daerah yang tidak terlalu berdampak erupsi Gunung bisa tetap tinggal di rumahnya di Ngantang seperti Desa Ngantru, Banjarejo dan Sidodadi. Dia menambahkan, ada juga warga yang memilih mengungsi di rumah saudaranya yang tidak terkena dampak erupsi Gunung Kelud.

 

“Meski demikian kami terus memantau warga yang tidak mengungsi di posko,” ujarnya.

Sebelumnya, muncul pesan berantai melalui jejaring media sosial dan pesan singkat yang menginformasikan bahaya gas beracun yang sempat turun di wilayah Ngantang sehingga menyebabkan korban jiwa sebanyak 40 orang. Kabar itu sempat menjadi perbincangan warga, sehingga ikut memicu terjadinya kepanikan di sebagian kalangan penduduk sekitar lereng Gunung Kelud.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement