REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi mengatakan membuka opsi modifikasi cuaca berupa hujan buatan untuk mengantisipasi paparan abu vulkanis. Paparan tersebut dapat mengganggu aktivitas penerbangan selama pemberangkatan calon jamaah haji melalui Bandara Internasional Minangkabau.
"Waktu itu saya meminta agar ada dukungan dari pusat untuk membuat hujan buatan," kata Mahyeldi, Ahad (12/5/2024).
Hal tersebut disampaikan Gubernur Mahyeldi terkait mitigasi apabila Bandara Internasional Minangkabau terdampak paparan abu vulkanis. Paparan itu akibat erupsi Gunung Marapi selama pemberangkatan calon jamaah haji ke tanah suci.
Eks Wali Kota Padang tersebut meyakini apabila mitigasi tersebut diterapkan, maka kemungkinan paparan abu vulkanis yang dapat mengganggu aktivitas penerbangan dapat diantisipasi.
Pemerintah setempat juga terus berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) maupun kementerian terkait. Mereka menyiapkan mitigasi serta langkah yang perlu dilakukan terkait erupsi Gunung Marapi.
"Namun, tentu saja kita berdoa supaya tidak ada gangguan selama pemberangkatan calon jamaah haji," ujar Mahyeldi.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatra Barat Mahyudin mengatakan telah berkoordinasi dengan pihak maskapai terkait langkah-langkah yang dilakukan apabila Bandara Internasional Minangkabau terdampak abu vulkanis. Pertama, petugas haji bersama pihak Garuda Indonesia bersepakat menempatkan sementara calon jamaah haji di Embarkasi Haji Padang apabila keberangkatan terpaksa ditunda akibat erupsi Marapi.
Langkah lainnya ialah Kementerian Agama setempat bersama pihak maskapai siap memberikan atau memenuhi kebutuhan makan dan minum calon jamaah haji apabila keberangkatan ditunda. Mahyudin mewanti-wanti jika ada penerbangan yang terpaksa ditunda, hal tersebut akan berdampak pada jadwal penerbangan calon jamaah haji kelompok terbang berikutnya.
"Kita berdoa supaya ini tidak terjadi, sebab kalau ada penerbangan yang ditunda maka berdampak ke penerbangan berikutnya," ujar dia.