Ahad 03 Aug 2025 09:00 WIB

Gunung Marapi Erupsi Belasan Kali Sepanjang Juli

Gunung Marapi masih berstatus Waspada.

Gunung Marapi erupsi mengeluarkan abu vulkanik terlihat dari Padang Panjang, Sumatra Barat, Sabtu (4/1/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Gunung Marapi erupsi mengeluarkan abu vulkanik terlihat dari Padang Panjang, Sumatra Barat, Sabtu (4/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI — Gunung Marapi di Sumatra Barat tercatat mengalami 13 kali erupsi sepanjang Juli 2025. Aktivitas vulkanik ini menunjukkan bahwa gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Agam dan Tanah Datar itu masih sangat aktif.

Ketua Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Bukittinggi, Ahmad Rifandi, menyebutkan erupsi pertama bulan itu terjadi pada Senin, 7 Juli 2025, pukul 13.59 WIB.

Baca Juga

“Erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,1 milimeter dan durasi sekitar 46 detik. Tinggi kolom abu tidak teramati karena tertutup kabut,” kata Ahmad, Sabtu (2/8/2025).

Letusan berikutnya terjadi empat hari kemudian, Jumat (11/7), dan tercatat sebagai erupsi dengan durasi terlama bulan itu, yaitu sekitar 90 detik dan amplitudo 30,3 milimeter. Ahmad menambahkan bahwa Gunung Marapi sempat meletus dua kali dalam sehari pada 11 Juli, 14 Juli, dan 31 Juli 2025.

Selain letusan, PGA juga mencatat 38 kali hembusan gas dan abu selama bulan Juli. Total letusan sejak erupsi besar pada Desember 2023 hingga akhir Juli 2025 telah mencapai 462 kali, disertai 7.181 hembusan.

Erupsi juga terjadi pada Agustus, tepatnya pada Sabtu (2/8) pukul 12.33 WIB. Marapi mengalami erupsi singkat sekitar 30 detik.

“Tinggi kolom abu tidak teramati karena tertutup awan, namun amplitudo maksimum terekam 5,6 milimeter,” jelas Ahmad.

Gunung Marapi yang memiliki ketinggian 2.891 mdpl ini masih berstatus Waspada atau Level II. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melarang segala aktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah Verbeek. Warga juga diingatkan terhadap ancaman lahar dingin, terutama saat hujan turun di wilayah hulu sungai yang berhulu dari puncak gunung.

Sejak erupsi besar pada 3 Desember 2023 yang menewaskan 23 pendaki, kawasan pendakian resmi ditutup. Pada Mei 2024, bencana banjir lahar dingin kembali menewaskan 67 warga di sekitar lereng gunung.

PVMBG juga mengimbau masyarakat menggunakan masker saat terjadi hujan abu untuk mencegah gangguan saluran pernapasan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement