Jumat 06 Sep 2013 13:11 WIB

Soal Jokowi Jadi Capres, Pramono: Itu Kewenangan Ketua Umum

Politisi senior PDI Perjuangan Pramono Anung
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Politisi senior PDI Perjuangan Pramono Anung

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA  --  Mantan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Pramono Anung mengatakan rapat kerja nasional PDI Perjuangan yang akan diselenggarakan di Jakarta, pada 6-8 September 2013, menjadi forum untuk memantapkan strategi pemenangan Pemilu 2014.

"Rakernas PDI Perjuangan yang akan dimulai pada Jumat besok, akan mengagendakan persiapan pemilu termasuk strategi pemenangan pemilu 2014," kata Pramono Anung di Jakarta, Jumat.

Menurut Pramono, melalui Rakernas yang akan dikuti peserta pengurus dari DPP, DPD, dan DPC PDI Perjuangan dari seluruh Indonesia tersebut akan menjadi sarana untuk konsolidasi kader, memformulasikan program kerja dan pemantapannya, sekaligus target pemenangan pemilu 2014.

Pada Rakernas tersebut, menurut dia, selain arahan dari Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, juga mendengarkan pandangan dan aspirasi dari para peserta rakernas dari seluruh Indonesia terkait dengan persiapan penyelenggaraan pemilu.

"PDI Perjuangan berusaha untuk memenangkan pemilu legislatif maupun Pemilu Presiden 2014," kata Pramono.

Wakil Ketua DPR RI ini menambahkan, terbuka kesempatan? bagi PDI Perjuangan untuk memenangkan pemilu 2014, sehingga Rakernas yang akan diselenggaran di Jakarta, pada 6-8 September, menjadi momentum strategis untuk melakukan konsolidasi sekaligus pemantapan program kerja.

Pramono menambahkan, meskipun pada Rakernas mendatang akan membahas persiapan pemilu legislatif dan pemilu presiden 2014, tapi PDI Perjuangan bisa memastikan akan mengusung siapa sebagai calon presiden pada pemilu presiden 2014.

Ketika ditanya, soal makin populernya nama Gubernur DKI Jakarta, JokoWidodo, yang merupakan kader PDI Perjuangan dalam bursa calon presiden, menurut Pramono, hal itu merupakan kewenangan dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

"Pada kongres PDI Perjuangan di Bali tahun 2010 memutuskan, bahwa ketua umum yang memiliki kewenangan menetapkan calon presiden, sedangkan Rakernas adalah forum untuk meligitimasi," katanya.

Menurut Pramono, pada Rakernas mendatang, kemungkinan baru akan membahas kriteria calon presiden dan menginventarisasi nama-nama yang diusulkan oleh daerah dan cabang sebagai calon presiden.

Sebelumnya, Board of Advisor Center for Strategic and International Studies  (CSIS), Jeffrie Geovanie, mengungkapkan jika pemilihan Presiden RI dimajukan hari ini sudah dapat dipastikan Joko Widodo alias Jokowi  akan terpilih sebagai pemenangnya.

"Jokowi akan menang dengan suara mutlak di atas 60 persen, siapa pun lawannya," ujar Jeffrie, beberapa waktu lalu.

Namun, kata Jeffrie,  karena pemilihan Presiden RI  baru akan digelar pada 2014, kepastian Jokowi akan tampil sebagai pemenang terpaksa harus tertunda.

"Waktu satu tahun ke depan ini akan sangat bergantung pada keberhasilan konvensi capres Partai Demokrat," tutur Jeffrie.

Menurut dia,  bila konvensi capres Partai Demokrat berjalan sangat demokratis dan diikuti oleh calon-calon presiden dari generasi baru seperti Gita Wiryawan, Mahfud MD, Marzuki Ali, Irman Guzman, Dino Pati Jalal, Chairul Tanjung, maka lahirnya penantang baru yang bisa mengimbangi jagonya Megawati yaitu Jokowi, masih sangat mungkin.

"Konvensi capres Partai Demokrat akan jadi panggung yang menarik, tempat tampilnya tokoh-tokoh muda dari generasi baru yang secara leluasa bisa memperkenalkan diri dan unjuk gigi secara elegan," ungkap Jeffrie.

Namun, imbuh Jeffrie, bila ternyata konvensi capres Partai Demokrat berjalan tidak seperti yang diharapkan, Jokowi dipastikan tak akan memiliki pesaing yang berat.

"Sehingga, pada 2014 yang akan datang teka-tekinya hanya siapa yang akan menjadi wakil presiden Indonesia berikutnya," papar Jeffrie.

Masyarakat, kata dia, hanya bisa berharap Pemilihan Presiden 2014 akan berwarna jika  Konvensi Capres Demokrat bisa melahirkan capres dari generasi baru.

"Partai-partai lain seperti yang kita ketahui telah memutuskan capresnya masing-masing dan terbukti sampai saat ini penerimaan masyarakat sangat rendah kepada capres-capres tersebut," kata Jeffrie.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement