Senin 17 Nov 2025 07:08 WIB

Pramono Kaget, Beberapa Siswa SMAN 72 Ingin Pindah Sekolah

Masih ada siswa SMAN 72 yang trauma pascaperistiwa ledakan.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andri Saubani
Lokasi ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta, Jumat (7/11/2025). Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri mengungkapkan hingga saat ini pukul 19.00 WIB proses olah TKP masih berlangsung dan pihak kepolisian masih melakukan pendalaman terkait insiden ledakan tersebut. Peristiwa ledakan tersebut terjadi sebanyak dua kali pada sekitar pukul 12.15 WIB di area musala sekolah saat sejumlah siswa dan guru sedang melaksanakan ibadah shalat Jumat. Sementara menurut keterangan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, jumlah korban luka akibat insiden tersebut hingga saat ini sebanyak 55 orang.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Lokasi ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta, Jumat (7/11/2025). Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri mengungkapkan hingga saat ini pukul 19.00 WIB proses olah TKP masih berlangsung dan pihak kepolisian masih melakukan pendalaman terkait insiden ledakan tersebut. Peristiwa ledakan tersebut terjadi sebanyak dua kali pada sekitar pukul 12.15 WIB di area musala sekolah saat sejumlah siswa dan guru sedang melaksanakan ibadah shalat Jumat. Sementara menurut keterangan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, jumlah korban luka akibat insiden tersebut hingga saat ini sebanyak 55 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jakarta Pramono Anung mengaku telah mendapatkan laporan langsung dari kepala sekolah mengenai kondisi sejumlah siswa SMAN 72. Menurut dia, ada sejumlah siswa yang ingin pindah dari SMAN 72 Jakarta lantaran masih trauma akibat ledakan yang terjadi pada Jumat (7/11/2025).

"Memang yang saya kaget, Bu Kepala Sekolah juga menyampaikan ada beberapa siswa yang trauma. Karena trauma, minta pindah sekolah. Ya, tetapi kan ini menjadi persoalan tersendiri," kata Pramono, Ahad (16/11/2025). 

Baca Juga

Menurut Pramono, pihak sekolah sudah boleh menggelar KBM dengan normal apabila sudah memungkinkan. Namun, ia meminta pihak sekolah tak memaksakan diri jika para siswa belum siap kembali belajar di sekolah. 

"Prinsipnya, saya sampaikan kepada Ibu Kepala Sekolah, kalau memang Senin besok sudah siap silakan dibuka, tapi kalau belum siap jangan dipaksakan," kata dia.

 

Sebelumnya, Kepala SMAN 72 Jakarta Tetty Helena Tampubolon mengatakan, pihaknya masih akan menggelar pembelajaran jarak jauh (PJJ) pada Senin (17/11/2025). Pihaknya masih perlu meminta persetujuan orang tua siswa terlebih dahulu untuk menggelar proses KBM di sekolah.

"Hari Senin itu yang pasti masih PJJ. Kami harus pastikan dengan orang tuanya apakah sudah boleh hybrid ya," kata dia kepada wartawan di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Sabtu (15/11/2025). 

Ia mengakui, para siswanya banyak yang sudah rindu kembali ke sekolah. Namun, ia tidak memungkiri masih ada siswa yang trauma kembali ke sekolah. Apalagi, masih ada siswa yang harus menjalani perawatan di rumah sakit akibat terdampak ledakan tersebut.

"Kami kan belum bisa memastikan mereka harus seluruhnya belajarnya luring ya, karena kalau mereka belum itu (baik) semuanya, masih ada sebagian yang kondisinya, traumanya masih ada," ujar Tetty.

Menurut dia, sejumlah pihak juga terus melakukan pendampingan psikologis kepada para siswa. Namun, ia belum bisa menjelaskan hasil pendampingan itu secara rinci.

Diketahui, insiden ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta mengakibatkan 96 orang luka-luka. Berdasarkan data kepolisian hingga Kamis (13/11/2025), masih ada 20 orang yang harus menjalani perawatan di rumah sakit.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement