REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta telah memberikan kebebasan kepada SMAN 72 Jakarta kembali menggelar kegiatan belajar mengajar (KBM) secara normal usai insiden ledakan yang terjadi pada pekan lalu. Namun, pihak sekolah kemungkinan belum akan menggelar proses KBM secara normal.
Kepala SMAN 72 Jakarta Tetty Helena Tampubolon mengatakan, pihaknya masih akan menggelar pembelajaran jarak jauh (PJJ) pada Senin (17/11/2025). Pihaknya masih perlu meminta persetujuan orang tua siswa terlebih dahulu untuk menggelar proses KBM di sekolah.
"Hari Senin itu yang pasti masih PJJ. Kami harus pastikan dengan orang tuanya apakah sudah boleh hybrid ya," kata dia kepada wartawan di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Sabtu (15/11/2025).
Ia mengakui, para siswanya banyak yang sudah rindu kembali ke sekolah. Namun, ia tidak memungkiri masih ada siswa yang trauma kembali ke sekolah. Beberapa siswa juga disebut masih ada yang takut. Apalagi, masih ada siswa yang harus menjalani perawatan di rumah sakit akibat terdampak ledakan tersebut.
"Kami kan belum bisa memastikan mereka harus seluruhnya belajarnya luring ya, karena kalau mereka belum itu (baik) semuanya, masih ada sebagian yang kondisinya, traumanya masih ada," ujar Tetty.
Menurut dia, sejumlah pihak juga terus melakukan pendampingan psikologis kepada para siswa. Namun, ia belum bisa menjelaskan hasil pendampingan itu secara rinci.
Ia pun berharap para siswanya dapat tetap semangat dan segera pulih. Dengan begitu, para siswanya dapat segera kembali belajar dengan normal di sekolah.
"Pesan saya, anak-anak berdoa dan bersemangat, mudah-mudahan segera pulih, supaya tidak ketinggalan dari sekolah lain pembelajarannya," kata dia.
Diketahui, insiden ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta pada Jumat (7/11/2025) mengakibatkan 96 orang luka-luka. Berdasarkan data kepolisian hingga Kamis (13/11/2025), masih ada 20 orang yang harus menjalani perawatan di rumah sakit.