Sabtu 15 Nov 2025 22:14 WIB

Iran Akui 'Bajak' Kapal Tanker dari UEA Menuju Singapura di Selat Hormuz, Bermuatan Bahan Kimia

Kapal Talara sedang dalam pelayaran menuju Singapura setelah meninggalkan UEA.

Kapal cepat Garda Revolusi Iran mengelilingi kapal tanker minyak di pelabuhan Iran di Bandar Abbas, setelah kapal itu ditangkap di Selat Hormuz.
Foto: Morteza Akhoondi/Tasnim News Agency via AP
Kapal cepat Garda Revolusi Iran mengelilingi kapal tanker minyak di pelabuhan Iran di Bandar Abbas, setelah kapal itu ditangkap di Selat Hormuz.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) pada Sabtu (15/11/2025) mengonfirmasi bahwa Angkatan Laut mereka mengamankan sebuah kapal tanker asing ke arah selatan pesisir Iran. Penggiringan kapal tanker itu atas dasar dugaan pelanggaran kedaulatan laut.

Dalam sebuah pernyataan dikutip Anadolu, IRGC mengatakan bahwa kapal tanker bernama Talara diintersep di perairan Makran menyusul sebuah perintah dari pengadilan. Kapal tanker itu ditemukan "melanggar karena mengirim barang-barang tanpa otorisasi," di mana kapal tanker itu dilaporkan membawa 30 ribu ton bahan kimia menuju Singapura.

Baca Juga

Juru Bicara PBB Stephane Dujarric, Jumat (14/11/2025), menyatakan bahwa PBB berharap kapal tanker yang disita Iran dapat segera dibebaskan. “Kami berharap kapal tersebut dilepaskan secepat mungkin,” ujar Dujarric dalam penjelasan pers PBB.

Sebelumnya pada Jumat, media mengutip pejabat pertahanan Amerika Serikat melaporkan bahwa Iran diduga mengambil alih kapal tanker minyak saat melintasi Selat Hormuz. Kapal berbendera Kepulauan Marshall itu dialihkan ke perairan Iran yang menandai insiden pertama dalam beberapa bulan terakhir.

Kapal Talara sedang dalam pelayaran menuju Singapura setelah meninggalkan Pelabuhan Ajman, Uni Emirat Arab (UEA). Hingga kini, Iran belum mengakui dugaan penyitaan kapal tersebut.

Sementara itu, Komando Pasukan Angkatan Laut AS di Pusat (US Naval Forces Central Command/CENTCOM) menyatakan bahwa Armada Kelima AS memantau situasi terkait dugaan penyitaan kapal itu. Insiden ini menambah ketegangan di perairan strategis Selat Hormuz, jalur penting bagi pengiriman minyak dunia.

 

 

sumber : Antara, Sputnik-OANA
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement