REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta telah mempersilakan para siswa SMAN 72 Jakarta untuk kembali belajar di sekolah. Namun, para siswa tetap diperkenankan apabila masih ingin melakukan pembelajaran secara daring.
Gubernur Jakarta Pramono Anung mengaku telah berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jakarta untuk memberi kebebasan kepada para siswa belajar usai insiden ledakan yang terjadi pekan lalu. Artinya, para siswa bisa belajar secara langsung di sekolah maupun secara daring.
"Jadi untuk SMA 72, memang kami sudah berkomunikasi, Kepala Dinas Pendidikan juga sudah menyampaikan, memberikan kebebasan. Yang mau daring boleh, yang mau langsung juga boleh," kata dia di kawasan Sunter, Jakarta Utara, Jumat (14/11/2025).
Menurut dia, mayoritas siswa telah meminta langsung agar pembelajaran di sekolah dapat kembali dilakukan dengan normal. Ia menilai, hal itu menunjukkan bahwa sekolah sudah pulih usai insiden peledakan yang menyebabkan puluhan orang mengalami luka.
"Ternyata mereka kebanyakan sekarang meminta untuk secara langsung supaya menunjukkan bahwa sekolahnya sudah pulih dan tidak ada apa-apa," kata dia.
Pramono mengatakan, pihaknya juga telah memberikan persetujuan kepada sekolah agar bisa kembali beraktivitas. Ia berharap, aktivitas di SMAN 72 Jakarta dapat kembali seperti sediakala pada pekan depan.
"Mudah-mudahan minggu depan sudah sepenuhnya," ujar dia.
Diketahui, insiden ledakan terjadi di SMAN 72 Jakarta pada Jumat (7/11/2025). Setidaknya, terdapat 96 orang mengalami luka-luka akibat ledakan tersebut.
Berdasarkan keterangan polisi, aksi itu dilakukan oleh salah satu siswa aktif SMAN 72 Jakarta yang kini telah ditetapkan sebagai anak berkonflik dengan hukum (ABH). Pelaku diketahui menaruh tujuh bom di sekolah. Namun, hanya empat bom yang berhasil diledakkan.
Hingga Kamis (13/11/2025), setidaknya masih ada 20 korban ledakan tersebut yang harus menjalani perawatan di rumah sakit. Salah satu di antaranya harus menjalani tindakan operasi di RSCM.