REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Dedi Prasetyo dan Asisten Khusus Presiden Republik Indonesia Bidang Komunikasi dan Analisa Kebijakan, Dirgayuza Setiawan berserta penulis kolaborasi menerbitkan buku Rasa Bhayangkara Nusantara. Buku ini menjadi rujukan dalam memperkuat diversifikasi pangan untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Penerbitan buku ini disambut baik oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Dalam pengantarnya, Kepala BGN Dadan Hindayana menegaskan buku ini diterbitkan sebagai bentuk penghormatan kepada masa depan anak-anak Indonesia. Ia menyampaikan keistimewaan Rasa Bhayangkara Nusantara tidak hanya terletak pada ratusan menu yang dihimpun, tetapi juga pada bagaimana kuliner Nusantara menjadi jembatan pendidikan gizi.
“Dari liwet yang hangat, woku yang harum, hingga papeda yang lembut, anak-anak diajak memahami keragaman budaya, menumbuhkan toleransi, dan menanamkan kecintaan pada Tanah Air,” tulisnya.
Buku Rasa Bhayangkara Nusantara bukan sekadar kumpulan gambar dan menu. Buku ini berisi catatan tentang bagaimana Polri mengabdi melalui sesuatu yang sederhana namun bermakna. Para Bhayangkara yang memulai hari sebelum matahari terbit, menakar bumbu, menjaga kebersihan dapur, hingga mengantarkan harapan kepada jutaan anak—digambarkan dengan jernih sebagai wujud pengabdian tanpa henti.
BGN memandang buku ini sebagai simbol cara baru membangun bangsa melalui perhatian yang nyata. Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polri terus menjunjung standar tinggi yakni dapur halal, higienis, aman, dan berbasis prinsip ilmiah, sebagai bentuk penghormatan kepada generasi masa depan.
Buku ini memuat ratusan hidangan Nusantara—dari Soto Lamongan, Nasi Pecel Madiun, Nasi Jagung Khas Kaili, hingga Pallu Basa. Setiap menu dilengkapi dengan analisis gizi, prinsip higienitas, dan pemanfaatan bahan pangan lokal. Pendekatan ini memperkuat diversifikasi pangan nasional sekaligus memperkenalkan budaya daerah sebagai pendidikan karakter sejak dini.