Jumat 05 Dec 2025 16:17 WIB

Laporan Penyelidik Inggris: Putin Perintahkan Pembunuhan Eks Spionase Rusia Sergei Skripal

Badan intelijen Rusia GRU diduga terlibat dalam pembunuhan tersebut.

Mantan agen intelijen Rusia Sergey Skripal.
Foto: Kommersant/Yuri Senatorov via Reuters
Mantan agen intelijen Rusia Sergey Skripal.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Presiden Rusia Vladimir Putin diduga telah memerintahkan serangan racun saraf Novichok terhadap agen ganda Rusia Sergei Skripal pada tahun 2018. Demikian kesimpulan penyelidikan publik Inggris pada Kamis.

Skripal ditemukan bersama putrinya, Yulia, tak sadarkan diri di bangku taman di kota Salisbury, Inggris selatan, pada Maret 2018 setelah Novichok disemprotkan ke gagang pintu depan rumahnya di dekat lokasi kejadian.

Baca Juga

Sekitar empat bulan kemudian, Dawn Sturgess, 44, seorang ibu tiga anak, meninggal dunia akibat paparan racun tersebut setelah pasangannya menemukan botol parfum palsu yang digunakan mata-mata Rusia untuk menyelundupkan racun saraf kelas militer tersebut ke negara tersebut. Demikian menurut penyelidikan tersebut.

Keluarga Skripal, dan seorang petugas polisi yang mendatangi rumah tersebut mengalami kondisi kritis akibat efek obat tersebut, tetapi berhasil pulih.

Dalam kesimpulannya,mantan hakim Mahkamah Agung Inggris Anthony Hughes, yakin tim perwira intelijen militer GRU telah berupaya membunuh Skripal yang menjual rahasia Rusia ke Inggris. Skripal pindah ke sana setelah pertukaran mata-mata pada 2010.

"Saya menyimpulkan bahwa operasi pembunuhan Sergei Skripal pasti telah mendapat izin dari tingkat tertinggi, oleh Presiden Putin," kata Hughes dalam laporannya.

"Bukti bahwa ini adalah serangan negara Rusia sangat kuat."

Rusia selalu membantah terlibat, dan menganggap tuduhan tersebut sebagai propaganda anti-Rusia.

Menanggapi temuan laporan tersebut, Kedutaan Besar Rusia di London mengatakan dalam sebuah pernyataan di aplikasi Telegram bahwa duta besarnya telah mengunjungi Kementerian Luar Negeri Inggris untuk menolak dengan tegas tuduhan tidak berdasar dan tidak masuk akal itu. 

Kedubes juga menuduh London berusaha mengganggu proses negosiasi yang sedang dipercepat untuk penyelesaian damai konflik di sekitar Ukraina.

Botol dibuang

Hughes mengatakan dua orang Rusia yang mengoleskan Novichok di pintu Skripal telah membuang botol berisi racun tersebut tanpa memperhatikan bahaya yang ditimbulkannya bagi orang-orang yang tidak bersalah.

Penyelidikan tersebut menyimpulkan bahwa botol parfum yang terkontaminasi tersebut mengandung racun yang cukup untuk membunuh ribuan orang.

"Tindakan sangat sembrono ini berarti calon pembunuh, atasan mereka di GRU, dan mereka yang mengotorisasi serangan, hingga Putin sendiri, memikul tanggung jawab moral atas kematian Sturgess," kata Hughes.

Sanksi ke GRU

Polisi Inggris telah mendakwa secara in absentia tiga tersangka anggota tim penyerang Rusia.

Pada Kamis, pemerintah mengumumkan sanksi baru terhadap badan intelijen GRU dan memanggil duta besar Rusia atas apa yang disebutnya sebagai kampanye aktivitas permusuhan yang berkelanjutan oleh Moskow.

"Inggris akan selalu menentang rezim brutal Putin dan mengecam mesin pembunuhnya apa adanya," kata Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dalam sebuah pernyataan.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (@republikaonline)

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement