REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta berencana terus mengembangkan perluasan jalur layanan transportasi LRT Jakarta. Rencananya, pembangunan jalur transportasi berbasis rel itu tidak akan berhenti sampai Manggarai.
Gubernur Jakarta Pramono Anung mengakui, jumlah penumpang LRT Jakarta saat ini memang masih sangat rendah. Pasalnya, saat ini LRT Jakarta baru beroperasi di enam titik pemberhentian atau stasiun, yaitu Pegangsaan Dua, Boulevard Utara Summarecon Mall, Boulevard Selatan, Pulomas, Equestrian, dan Velodrome.
"Memang yang sekarang LRT-nya baru pendek sekitar 6 kilometer, ada enam pemberhentian," kata dia di Balai Kota Jakarta, Kamis (4/12/2025).
Meski begitu, ia meyakini jumlah penumpang LRT Jakarta akan mengalami peningkatan secara signifikan ketika sudah tersambung sampai ke Manggarai. Bahkan, ia memperkirakan, jumlah penumpang LRT Jakarta bisa mencapai puluhan ribu orang per harinya.
"Saya yakin bahwa rute yang akan, kalau sampai Manggarai saya perkirakan sudah puluhan ribu lah," ujar Pramono.
Ia menjelaskan, pembangunan LRT Jakarta Fase 1B akan terdapat lima stasiun baru, yaitu Stasiun Rawamangun, Stasiun Pramuka BPKP, Stasiun Pasar Pramuka, Stasiun Matraman, dan Stasiun Manggarai. Dengan adanya rute baru itu, total lintasan LRT Jakarta nantinya akan mencapai 12 kilometer.
"Kalau sampai dari Velodrome atau dari Pegangsaan sampai dengan Manggarai, totalnya 12 kilometer, 11 pemberhentian, saya yakin pasti akan naik secara signifikan," kata dia.
Pramono menambahkan, pihaknya tidak akan berhenti memperluas jaringan LRT Jakarta hanya sampai Manggarai. Setelah itu, Pemprov Jakarta masih akan terus membangun jalur baru LRT Jakarta. Meski begitu, ia masih belum memutuskan jalur baru yang akan dibangun.
"Untuk ke depan apakah akan diputuskan dari Pegangsaan sampai dengan Manggarai diteruskan ke Dukuh Atas, ataukah rute baru dari Velodrome ke Tanjung Priok, kemudian ke JIS, Ancol, dan seterusnya, minggu depan dalam rapat saya akan segera putuskan," kata dia.
Sebelumnya, Direktur Utama PT LRT Jakarta, Roberto Akyuwen, mengatakan jumlah penumpang layanan transportasi berbasis rel itu telah mencapai 1,1 juta per Oktober 2025. Artinya, dalam satu hari LRT Jakarta telah melayani rata-rata 3.579 orang.
Meski telah memenuhi target harian yang diberikan Pemprov Jakarta, tingkat keterisian kereta LRT Jakarta masih sangat rendah. Pasalnya, dalam sekali jalan rata-rata keterisian kereta LRT Jakarta hanya sekitar 10 persen atau 27 orang dari total kapasitas 270 orang.
"Keterisiannya baru mendekati 10 persen. Jadi dari kapasitas 270 orang, rata-rata sekitar 27 orang sekali jalan, sehingga per harinya mencapai angka 3.400-an tadi," kata dia.
Sementara itu, Direktur Proyek LRT Jakarta, Ramdani Akbar, mengatakan progres pembangunan LRT Jakarta Fase 1B (Velodrome-Manggarai) saat ini telah mencapai 80,57 persen. Ditargetkan, rute baru dengan panjang lintasan 6,4 kilometer itu dapat rampung pada kuartal IV 2026.
"Tentunya harapannya dengan adanya perpanjangan layanan ini, yang pertama tentu bisa meningkatkan jumlah penumpang," kata dia.
Ia menambahkan, LRT Jakarta Fase 1B itu akan memiliki lima stasiun, Stasiun Rawamangun, Stasiun Pramuka BPKP, Stasiun Pasar Pramuka, Stasiun Matraman, dan Stasiun Manggarai. Setiap stasiun yang dibangun diproyeksikan dapat terintegrasi dengan layanan transportasi umum lainnya, seperti Transjakarta, KRL, dan juga Kereta Bandara.
"Memang cita-citanya, salah satu tujuan dari Proyek LRT Jakarta 1B ini merupakan yaitu menyambung kepada Stasiun Manggarai sebagai stasiun sentral nantinya," ujar dia.
Ramdani mengungkapkan, berdasarkan hasil kajian, penambahan rute itu bisa meningkatkan jumlah penumpang LRT Jakarta menjadi 80 ribu. Namun, peningkatan itu dinilai tidak bisa terjadi dalam waktu singkat, melainkan secara bertahap.
"Jadi tidak mungkin day 1 tiba-tiba melonjak gitu ya. Pasti akan ada proses, membutuhkan waktu, yang mana nantinya okupansi berdasarkan kajian kami itu bisa mencapai 60 ribu sampai 80 ribu per hari dengan adanya layanan ini," kata dia.