Selasa 25 Nov 2025 12:57 WIB

TNI Sudah Kantongi Pati Bintang Tiga Jadi Komandan ke Gaza

Penunjukan pati bintang tiga didasarkan beberapa alasan, salah satunya operasi besar.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen (Mar) Freddy Ardianzah.
Foto: Republika/Erik Purnama Putra
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen (Mar) Freddy Ardianzah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen (Mar) Freddy Ardianzah menjelaskan alasan mengapa Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menunjuk perwira tinggi (pati) bintang tiga menjadi komandan Pasukan Pemelihara Perdamaian di Gaza, Palestina. Hal itu karena jumlah pasukan yang dikirim sangat banyak.

"Penunjukan perwira tinggi bintang tiga didasarkan karena beberapa alasan, salah satunya skala operasi yang besar, melibatkan tiga brigade komposit," kata Freddy saat dihubungi di Jakarta, Selasa (25/11/2025).

Baca Juga

Menurut Freddy, pati bintang tiga minimal sudah memiliki pengalaman memimpin operasi gabungan sehingga dapat dengan mudah menakhodai tiga brigade komposit yang terdiri dari lintas matra. Alasan lain, lanjut dia, yakni misi di Gaza merupakan bagian dari operasi militer selain perang (OMSP) yang erat kaitannya dengan misi kemanusiaan.

"Kompleksitas tugas yang meliputi aspek kemanusiaan, rekonstruksi, kesehatan, dan perlindungan warga," kata Freddy.

Terakhir, kata dia, TNI memilih jenderal bintang tiga agar memudahkan koordinasi dengan pihak Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan ragam elemen tingkat internasional. Koordinasi tingkat internasional itu sangat diperlukan demi menunjang keberhasilan misi perdamaian yang dilakukan TNI di Gaza.

Hingga saat ini, Mabes TNI telah mengantongi beberapa nama pati bintang tiga yang menjadi kandidat komandan Pasukan Pemelihara Perdamaian di Gaza. Hanya saja, , Freddy enggan merinci siapa saja nama calon komandan dan dari mana asal matra ataupun kesatuannya.

"TNI telah menyiapkan beberapa nama kandidat, namun penetapan resmi Komandan Pasukan Pemelihara Perdamaian masih menunggu keputusan pemerintah dan PBB," jelas Freddy.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement