Selasa 11 Nov 2025 19:33 WIB

Pelaku Peledakan SMAN 72 Dipastikan tak Berafiliasi dengan Jaringan Teroris, Ini Hasil Penyelidikan

Pelaku yang merupakan salah satu siswa sekolah itu melakukan aksinya secara mandiri.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Mas Alamil Huda
Lokasi ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta, Jumat (7/11/2025). Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri mengungkapkan hingga saat ini pukul 19.00 WIB proses olah TKP masih berlangsung dan pihak kepolisian masih melakukan pendalaman terkait insiden ledakan tersebut. Peristiwa ledakan tersebut terjadi sebanyak dua kali pada sekitar pukul 12.15 WIB di area musala sekolah saat sejumlah siswa dan guru sedang melaksanakan ibadah shalat Jumat. Sementara menurut keterangan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, jumlah korban luka akibat insiden tersebut hingga saat ini sebanyak 55 orang.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Lokasi ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta, Jumat (7/11/2025). Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri mengungkapkan hingga saat ini pukul 19.00 WIB proses olah TKP masih berlangsung dan pihak kepolisian masih melakukan pendalaman terkait insiden ledakan tersebut. Peristiwa ledakan tersebut terjadi sebanyak dua kali pada sekitar pukul 12.15 WIB di area musala sekolah saat sejumlah siswa dan guru sedang melaksanakan ibadah shalat Jumat. Sementara menurut keterangan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, jumlah korban luka akibat insiden tersebut hingga saat ini sebanyak 55 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aparat kepolisian telah melakukan penyelidikan terkait kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta pada Jumat (7/11/2025). Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, pelaku yang merupakan salah satu siswa sekolah itu melakukan aksinya secara mandiri.

Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri mengatakan, berdasarkan hasil penyelidikan, pelaku yang masih berusia anak merupakan siswa aktif SMAN 72 Jakarta. Pelaku juga disebut tidak memiliki afiliasi dengan jaringan terorisme tertentu.

Baca Juga

"Anak yang berkonflik dalam hukum atau yang disingkat ABH yang terlibat dalam peristiwa tersebut, diketahui merupakan seorang siswa aktif yang bertindak secara mandiri dan tidak terhubung dengan jaringan teror tertentu," kata dia saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (11/11/2025).

Ia menambahkan, polisi juga melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi terkait peristiwa tersebut. Saksi yang diperiksa adalah siswa, guru, pelaku, hingga keluarganya.

Dari keterangan para saksi, pelaku dikenal sebagai pribadi yang tertutup. Pelaku juga disebut jarang bergaul dan memiliki ketertarikan terhadap kekerasan ekstrem.

"ABH yang terlibat di dalam kasus ledakan ini dikenal sebagai pribadi yang tertutup, jarang bergaul dan juga memiliki ketertarikan pada konten kekerasan serta hal-hal yang ektrem," ujar Kapolda.

Ia menyatakan, Densus 88 Antiteror juga telah melakukan analisis terhadap rekaman CCTV, ponsel, serta aktivitas pelaku. Hal itu dilakukan untuk memastikan motif dan latar belakang pelaku melakukan aksinya.

Di sisi lain, polisi juga telah melakukan penanganan medis dan trauma healing bagi siswa, guru, dan keluarga korban. Pendampingan itu juga melibatkan psikolog.

Berdasarkan data terakhir, total korban akibat ledakan yang terjadi saat waktu sholat jumat itu mencapai 96 orang. Sebanyak 67 orang mengalami luka ringan, 26 orang luka sedang, dan tiga orang luka berat.

"Dari total 96 korban, per tanggal 11 November 2015 pukul 12.30 WIB, dapat kami sampaikan bahwa 68 orang di antaranya telah diberikan pulang. Sedangkan 28 orang lainnya masih menjalani perawatan, dengan rincian 13 orang di Rumah Sakit Islam Jakarta, satu orang di Rumah Sakit Polri, dan 14 orang di Rumah Sakit Yarsi," kata Asep.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement