Senin 10 Nov 2025 20:37 WIB

Pelaku Peledakan SMAN 72 Jakarta tak Terkait Kelompok Tertentu, Ini Dugaan Motifnya

Warga diimbau tak mengaitkan masalah ini dengan persoalan keagamaan.

Rep: Noor Alfian/ Red: Teguh Firmansyah
Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Bareskrim Polri melakukan olah TKP di lokasi ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta, Jumat (7/11/2025). Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri mengungkapkan hingga saat ini pukul 19.00 WIB proses olah TKP masih berlangsung dan pihak kepolisian masih melakukan pendalaman terkait insiden ledakan tersebut. Peristiwa ledakan tersebut terjadi sebanyak dua kali pada sekitar pukul 12.15 WIB di area musala sekolah saat sejumlah siswa dan guru sedang melaksanakan ibadah shalat Jumat. Sementara menurut keterangan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, jumlah korban luka akibat insiden tersebut hingga saat ini sebanyak 55 orang. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Bareskrim Polri melakukan olah TKP di lokasi ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta, Jumat (7/11/2025). Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri mengungkapkan hingga saat ini pukul 19.00 WIB proses olah TKP masih berlangsung dan pihak kepolisian masih melakukan pendalaman terkait insiden ledakan tersebut. Peristiwa ledakan tersebut terjadi sebanyak dua kali pada sekitar pukul 12.15 WIB di area musala sekolah saat sejumlah siswa dan guru sedang melaksanakan ibadah shalat Jumat. Sementara menurut keterangan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, jumlah korban luka akibat insiden tersebut hingga saat ini sebanyak 55 orang. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Polda Metro Jaya memastikan sejauh ini belum ditemukan adanya keterlibatan pihak lain atau afiliasi organisasi terhadap terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta.

Hal tersebut disampaikan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto menanggapi perkembangan penyelidikan kasus tersebut.

Baca Juga

“Sejauh ini yang saya ketahui itu belum ada keterlibatan dengan kelompok lain, tetapi nanti secara pasti pada saat rilis akan disampaikan oleh Densus,” kata Budi di Jakarta, Senin (10/11/2025).

Ia menjelaskan, tim Densus 88 masih menganalisis lebih dalam mengenai jaringan dan motif pelaku, termasuk kemungkinan adanya kaitan dengan aksi teror. Namun, ia menegaskan masyarakat tidak perlu mengaitkan peristiwa ini dengan isu keagamaan.

“Kita juga ingin meluruskan ya kepada masyarakat memang terjadi di tempat ibadah, tetapi yang bersangkutan ini bukan anti-Islam. Jadi jangan sampai dipikirkan oh ini menjadi anti-Islam,ataupun ini memang perbuatan murni berangkat dari dirinya sendiri. Nah ini kita masih mohon waktu,” katanya.

Pihaknya juga mengungkapkan dari hasil pemeriksaan sementara, motif pelaku lebih disebabkan oleh faktor pribadi. Ia menyebut adanya indikasi tekanan atau kurangnya perhatian dari lingkungan terdekat.

“Ada perhatian yang harus disampaikan, ada kurang perhatian dari keluarga, itu kan sifatnya sudah akumulasi. Makanya tadi saya menyinggung dari pihak formal dan nonformal, artinya dari rumah dan dari keluarga dan dari lingkungan sekitar. Ini yang membuat jadi akumulasi yang harus kita berempati, makanya kita harus menjaga,” katanya mengakhiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement