Sabtu 22 Nov 2025 20:09 WIB

Rano Karno Bantah Banyak Siswa SMAN 72 Ingin Pindah Sekolah

Persentase kehadiran siswa SMAN 72 saat ini mencapai 91 persen.

Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Rano Karno.
Foto: Pemprov DKI
Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Rano Karno.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno membantah banyak siswa SMAN 72 Jakarta yang ingin pindah dari sekolah yang ada di kawasan Komplek Kodama TNI AL di Kecamatan Kelapa Gading Jakarta Utara tersebut usai kasus ledakan, pada Jumat (7/11/2025). Sementara, menurut pihak SMAN 72, persentase kehadiran siswa saat ini sudah mencapai 91 persen. 

“Sebetulnya tidak seperti itu,” kata Rano di Jakarta, Sabtu (22/11/2025).

Baca Juga

Rano mengaku memang ada pembicaraan dari orang tua yang kebetulan anaknya mengalami kondisi agak parah akibat ledakan tersebut. Orang tua itu bertanya apakah anaknya boleh pindah sekolah.

Selain itu rumah mereka dengan sekolah juga memiliki jarak yang cukup jauh. Rano pun mempersilahkan bila anaknya mau pindah ke sekolah lain dan pihaknya siap membantu.

Sejauh ini, lanjut dia, seluruh siswa SMAN 72 Jakarta pada dasarnya tetap ingin menuntut ilmu di sekolah tersebut. “No, mereka ingin tetap terus bersekolah di sana,” kata Rano.

Meski secara psikologi anak-anak ini terdampak, namun tim psikiater dari Pemprov DKI Jakarta dan instansi lainnya tetap turun memberikan pendampingan.

“Mereka semua turun berikan dukungan psikologis,” kata dia

Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 72 Jakarta Tety Helena Tampubolon membenarkan apa yang disampaikan Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno terkait isu kepindahan siswa sekolahnya setelah peristiwa naas tersebut.

“Itu isu yang tidak benar,” kata dia.

Ia mengaku memang ada orang tua yang awalnya takut kondisi psikologis anaknya terganggu dan meminta anaknya pindah. Namun, setelah anak-anak mendapatkan pendampingan, anaknya malah ingin tetap bersekolah di SMAN 72 hingga tamat.

Menurut Tety, persentase kehadiran siswa SMAN 72 Jakarta untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah terus mengalami peningkatan hingga mencapai 91 persen pada Jumat (21/11/2025), sementara sisanya mengikuti pembelajaran secara daring.

“Sejauh ini tidak ada yang bolos mengikuti pembelajaran yang dilakukan hybrid yakni secara luring dan daring,” kata Tety.

Menurut dia, ada beberapa anak yang izin karena mereka masih mendapatkan perawatan di rumah sakit dan sisanya sudah mengikuti proses pembelajaran kembali. “Anak-anak sudah belajar sesuai dengan jadwal pembelajaran mereka,” kata Tety.

Ia mengatakan pihaknya terus berupaya menjaga kondisi psikologis anak-anak agar tetap nyaman dalam belajar. Tety pun tidak menargetkan kapan seluruh siswa dapat belajar kembali normal di sekolah karena itu semua bergantung pada kesiapan mental siswa.

“Kami ingin anak-anak kembali kuat dulu. Jadi, sementara kita belajar secara daring dan luring,” ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement