Jumat 24 Oct 2025 09:00 WIB

Standar Ganda IOC: Polandia Boleh Boikot Rusia, RI tak Boleh Larang Israel

Dua tahun agresi Israel ke Gaza, tak ada satupun sanksi dari IOC.

Pengunjuk rasa dari Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina mengangkat kartu merah saat aksi Bela Palestina di kawasan Patung Arjuna Wiwaha, Jakarta, Ahad (21/7/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso
Pengunjuk rasa dari Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina mengangkat kartu merah saat aksi Bela Palestina di kawasan Patung Arjuna Wiwaha, Jakarta, Ahad (21/7/2024).

MOSKOW – Standar ganda Komite Olimpiade Internasional (IOC) kembali ditunjukkan terang-terangan. Setelah memberi sanksi ke Indonesia yang melarang kedatangan atlet Israel, hal serupa tak diterapkan untuk Polandia.

Dilansir media Rusia TASS, Komite Olimpiade Rusia (ROC) akan mengirimkan catatan resmi ke IOC yang menuntut Polandia diberi sanksi karena tidak mengizinkan perenang Rusia berpartisipasi dalam Kejuaraan Kursus Singkat Eropa. Hal ini diumumkan pada tanggal 23 Oktober oleh Menteri Olahraga Federasi Rusia dan kepala ROC Mikhail Degtyarev.

Baca Juga

Sebelumnya, Federasi Akuatik Rusia mengumumkan bahwa atlet dalam negeri tidak dapat mengikuti kompetisi di Lublin, Polandia, karena alasan politik. “Ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap prinsip-prinsip dasar Piagam Olimpiade. Kami akan meminta tindakan serupa yang diterapkan di Indonesia untuk diambil terhadap Polandia,” kata Degtyarev yang dikutip TASS.

Sebagaimana disampaikan oleh ketua ROC, IOC segera menjatuhkan sanksi terhadap Indonesia setelah menolak memberikan visa kepada pesenam Israel, namun dalam kasus Polandia, tidak ada kecaman resmi. Degtyarev menggambarkan situasi ini sebagai manifestasi standar ganda.

Sebelumnya, pada 22 Oktober, IOC mengusulkan pencabutan hak Indonesia menjadi tuan rumah turnamen internasional. IOC menyatakan hal itu terkait tidak diberikannya visa oleh Indonesia kepada atlet asal Israel untuk mengikuti Kejuaraan Senam Dunia di Jakarta yang berlangsung pada 19-25 Oktober.

photo
Aktivis membentangkan spanduk besar untuk mendukung Ukraina di luar gedung Dewan Eropa menjelang KTT Uni Eropa di Brussels, Belgia, Rabu, 5 Maret 2025. - (AP Photo/Omar Havana)

Perlakuan IOC terhadap Rusia dan Israel memang kentara berat sebelah. Pada hari pertama invasi Rusia, IOC langsung mengutuk keras pelanggaran Gencatan Senjata Olimpiade oleh Federasi Rusia, sementara Presiden IOC Thomas Bach mengulangi seruannya untuk perdamaian dari Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022. 

Selain itu, IOC membentuk satuan tugas untuk memantau situasi. Sehari kemudian, pada 25 Februari 2022, IOC kembali mengutuk dan mengambil langkah nyata pertama dalam menanggapi invasi tersebut. Menurut pernyataan tersebut, Dewan Eksekutif IOC (EB) mendesak semua Federasi Internasional (IF) untuk merelokasi atau membatalkan acara olahraga yang direncanakan di Belarus dan Rusia dan mendesak agar tidak ada bendera nasional Belarusia dan Rusia yang dikibarkan atau lagu kebangsaan dimainkan. IOC langsung memutuskan pemboikotan Rusia dan Belarus pada 28 Februari 2022, hanya empat hari setelah invasi ke Ukraina.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement