REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Riset terbaru dari Ernst & Young (EY) menunjukkan kontribusi Liga Primer Inggris (Premier League) musim 2023/2024 terhadap perekonomian Inggris Raya (UK) mencapai 9,8 miliar poundsterling atau sekitar Rp215,6 triliun. Angka ini naik 21 persen dibanding musim 2021/2022 dan 14 kali lebih besar dibanding musim 1998/1999.
“Liga ini menghasilkan nilai ekonomi yang signifikan untuk Inggris Raya dan mempromosikan citra positif negara secara global,” ujar CEO Liga Inggris Richard Masters, dikutip dari laman resmi Liga Primer, Kamis (13/11/2025).
Masters menambahkan, manfaat ekonomi dari Liga Primer Inggris dirasakan luas, mulai dari klub profesional, tim akademi, hingga sepak bola akar rumput. Pertumbuhan tersebut juga mendorong klub-klub mengembangkan fasilitas, menambah jumlah staf, serta memperluas program lokal yang berdampak pada kehidupan jutaan orang.
Dalam laporannya, EY juga mencatat bahwa Liga Primer musim 2023/2024 menyerap sekitar 104.500 tenaga kerja. Selain itu, liga menyumbang pajak sebesar 4,4 miliar poundsterling (sekitar Rp96,8 triliun) kepada pemerintah Inggris Raya.
Dari jumlah tersebut, sekitar 50 persen atau 2,1 miliar poundsterling (sekitar Rp48,4 triliun) berasal dari kontribusi para pesepak bola.
Kepala Ekonomi Ernst & Young Inggris Raya, Peter Arnold, mengatakan popularitas Liga Primer turut menarik minat investor asing untuk menanamkan modal di negara tersebut.
“Liga Inggris terus menjadi kisah sukses bagi perekonomian Inggris dengan menghasilkan miliaran dalam nilai tambah bruto (NTB) dan pajak, dengan kontribusi yang meluas di seluruh negeri dan struktur sepak bola. Popularitas liga ini di dalam dan luar negeri menciptakan lapangan kerja dan menarik investasi ke Inggris, sekaligus menjadi sumber kekuatan yang signifikan di panggung dunia,” kata Arnold.
View this post on Instagram