REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia penyelenggara Euro 2028 memastikan turnamen sepak bola terbesar di Eropa tersebut tidak akan menerapkan sistem harga tiket dinamis. Strategi ini sempat menuai kontroversi di ajang olahraga dan hiburan internasional.
Sistem harga dinamis (dynamic pricing) memungkinkan harga tiket berubah-ubah berdasarkan permintaan pasar, sebagaimana telah diterapkan pada Piala Dunia Antarklub 2025 di Amerika Serikat dan akan digunakan juga pada Piala Dunia 2026. Model itu membuat harga tiket dapat melonjak drastis, bahkan hingga ribuan dolar untuk laga bergengsi.
Kepastian ini disampaikan oleh Mark Bullingham, Kepala Eksekutif Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA), yang juga merupakan bagian dari panitia penyelenggara bersama Irlandia.
“Tidak akan ada harga tiket dinamis. Saya pikir itu sudah sangat jelas,” tegas Bullingham, dikutip AP, Kamis (13/11/2025).
“Ada dua prinsip utama, pertama, tidak ada harga tiket dinamis. Kedua, sekitar setengah dari tiket akan masuk dalam Kategori Tiga dan Fan First, yang harganya lebih terjangkau.”
Pada Euro 2024 lalu, tiket Kategori Tiga dibanderol sekitar 60 euro (sekitar Rp1,1 juta), sementara tiket Fan First hanya 30 euro (sekitar Rp550 ribu). Harga ini dianggap ramah bagi penonton dari berbagai kalangan.
Kritik terhadap sistem harga dinamis sebelumnya mencuat di berbagai acara besar. Di Piala Dunia Antarklub yang berlangsung di New Jersey, harga tiket semifinal antara Chelsea dan Fluminense dilaporkan turun drastis dari 473,90 menjadi hanya 13,40 dolar AS, akibat permintaan yang anjlok menjelang pertandingan.