REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Israel membunuh total enam wartawan dalam sehari di Jalur Gaza, Senin (25/8/2025). Pembunuhan-pembunuhan biadab itu menjadikan hari kemarin salah satu yang paling mematikan bagi jurnalis sepanjang sejarah.
Kantor berita WAFA melansir, pembunuhan terkini dilakukan Israel pada Senin malam terhadap koresponden Al-Hayat Al-Jadida, Hasan Dohan, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan. Pemboman Israel menargetkan tenda yang melindungi para pengungsi di kota, menewaskan Dohan.
Sebelumnya, pesawat tempur Israel menyerang Kompleks Medis Nasser di Khan Yunis, menyebabkan 19 orang, termasuk lima jurnalis dan personel media, serta melukai puluhan lainnya.
Personel media tersebut diidentifikasi sebagai jurnalis Middle East Eye Mohammed Salama dan Ahmed Abu Aziz, fotografer Associated Press Mariam Dagga, jurnalis foto kantor berita Reuters Hussam al-Masri, dan reporter lepas Moaz Abu Taha.
Dalam serangan ke Nasser, militer Israel mula-mula mengebom lantai empat rumah sakit tersebut. Saat petugas penyelamat serta para wartawan menyambangi lokasi pengeboman untuk menolong para korban, rudal lain diluncurkan yang langsung membunuh mereka.
Sabre al-Asmar, seorang dokter di unit perawatan intensif Rumah Sakit Nasser yang menyaksikan serangan pagi ini, mengatakan bahwa anggota staf terus membantu warga Palestina yang terluka dengan sedikit persediaan yang mereka miliki ketika serangan udara mengguncang fasilitas tersebut.
“Pasien ketakutan, dan segalanya tampak gelap… kami memanggil [tim] Pertahanan Sipil untuk pergi ke tempat yang menjadi sasaran dan kemudian serangan udara besar lainnya terjadi,” kata al-Asmar kepada Al Jazeera.
"Kami masih belum bisa memahami apa yang terjadi sekarang atau selanjutnya. Situasinya mengerikan. Kami melihat banyak mayat di mana-mana... mereka [pasukan Israel] menargetkan lantai di mana ruang operasi berada."
Serangan di Kompleks Media Naser tersebut, merujuk analisis the Guardian, adalah kejahatan perang berlapis. Serangan tersebut menargetkan bangunan sipil, khususnya rumah sakit, dalam serangan ganda yang menewaskan warga sipil, termasuk pekerja penyelamat dan jurnalis. Semua kategori yang harus dilindungi berdasarkan hukum internasional.
Lihat postingan ini di Instagram