Ahad 24 Aug 2025 11:44 WIB

240 Jurnalis Dibunuh Militer Israel di Gaza, Lampaui Angka Korban Perang Dunia

Jumlah jurnalis yang dibunuh militer Israel lampaui total korban jurnalis di PD.

Sejak 7 Oktober 2023, serangan militer Israel telah menyebabkan kematian lebih dari 200 orang jurnalis di Jalur Gaza, Palestina.
Foto: instagram untoldpalestine
Sejak 7 Oktober 2023, serangan militer Israel telah menyebabkan kematian lebih dari 200 orang jurnalis di Jalur Gaza, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Jumlah jurnalis yang gugur akibat serangan militer Israel (IDF) di Jalur Gaza, Palestina, kini mencapai 240 orang. Data itu dihimpun oleh otoritas Palestina setempat sejak Oktober 2023, yakni momen pecahnya genosida di wilayah yang terkepung itu.

Hingga Sabtu (23/8/2025), sebanyak 240 orang wartawan meninggal dunia dalam genosida yang dilakukan Israel di Jalur Gaza. Korban terakhir ialah Khaled Mohammed al-Madhoun, seorang juru kamera Palestine TV.

Baca Juga

Pada 11 Agustus 2025, Aljazirah melaporkan kematian empat stafnya akibat dibunuh IDF. Di antara adalah seorang reporter yang dikenal luas publik dunia, yakni Anas al-Sharif. Pria tersebut gugur setelah IDF menyerang tenda jurnalis yang berdiri dekat sebuah rumah sakit di Kota Gaza.

IDF mengakui telah melakukan serangan itu. Dalihnya, al-Sharif bekerja untuk kelompok perlawanan Palestina, Hamas.

Belakangan, Aljazirah memperbarui laporannya dengan menyebutkan, jumlah stafnya yang gugur akibat serangan Israel itu menjadi lima orang. Wakil Ketua Serikat Jurnalis Palestina Tahsin al-Astal mengatakan, jumlah jurnalis yang tewas saat itu telah bertambah menjadi enam orang.

Kematian 240 wartawan menjadikan genosida Israel di Jalur Gaza sebagai konflik yang paling mematikan bagi jurnalis dalam sejarah. Sebab, angka kematian jurnalis di sana telah melampaui jumlah wartawan yang gugur selama Perang Dunia I dan Perang Dunia II (total 68). Bahkan, itu pun telah melewati jumlah di Perang Vietnam (63 orang) dan Perang Afghanistan (127 orang).

Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP) menyatakan, Israel terus berupaya untuk membungkam kebenaran. Salah satu caranya dengan membantai para jurnalis yang berjuang melaporkan fakta dan situasi di Jalur Gaza kepada masyarakat dunia.

Ketua Komite Pelaksana ARI-BP Zaitun Rasmin mengatakan, pembunuhan terhadap jurnalis oleh Israel adalah tindakan yang sangat keji. "Ini menunjukkan, mereka bukan saja membunuh manusia, tapi ingin membunuh, membungkam, kebenaran. Mereka tidak mau ada suara-suara, kecuali suara-suara mereka," kata dia dalam acara diskusi di Jakarta, Kamis (14/8/2025) lalu.

Perang di Jalur Gaza meletus pada 7 Oktober 2023 setelah Hamas meluncurkan serangan roket besar-besaran dan menembus perbatasan Jalur Gaza. Kelompok perjuangan Palestina itu juga menewaskan sekitar 1.200 orang tentara Israel serta menyandera lebih dari 200 orang terafiliasi IDF.

Sebagai balasan, IDF melancarkan Operasi Pedang Besi dengan menyerang berbagai target sipil serta memberlakukan blokade total atas Jalur Gaza. Tel Aviv pun menghentikan pasokan air, listrik, bahan bakar, pangan, dan obat-obatan ke wilayah Palestina itu.

Pertempuran yang hanya sesekali terhenti oleh gencatan senjata singkat itu hingga kini telah menewaskan lebih dari 61.000 warga Palestina dan sekitar 1.500 warga Israel, serta meluas ke Lebanon dan Yaman, bahkan sempat memicu saling serang rudal antara Israel dan Iran.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement