Senin 25 Aug 2025 05:30 WIB

Diundang Orasi Ilmiah di UI, Ini Pemikiran Profesor Berkowitz yang Dianggap Pro Zionis

Rektor UI mengaku kecolongan tak melihat latar belakang Berkowitz.

Prof Peter Berkowitz menjadi pembicara da?am Pengenalan Sisten Akademik Universitas (PSAU) di Kampus UI Depok, Jawa Barat, Sabtu (23/8/2025).
Foto: UI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedatangan professor AS keturunan Yahudi Peter Berkowitz ke Indonesia tuai kontroversi. Berkowitz yang memberikan orasi ilmiah dalam sebuah acara pascasarjana di Universitas Indonesia, Sabtu (24/8/2025) dinilai pro terhadap Israel dan Zionis.

Hal itu terlihat dari pandangan acara pemikiran-pemikiran Berkowitz yang disampaikan kepada publik.

Baca Juga

Sebut saja soal konflik di Jalur Gaza. Berkowitz sangat menyalahkan Hamas dalam insiden terrsebut. Dalam sebuah artikel berjudul "Explaining Israel' Just War of Self-Defence to America" pada 27 Juli 2024 lalu, Berkowitz menilai Gedung Putih seharusnya secara konsisten dan tegas menyalahkan Hamas atas bencana kemanusiaan yang terjadi di Gaza.

"Pembantaian Hamas pada 7 Oktober, penculikan warga sipil, dan operasi militernya di dalam dan di Bawah kota-kota jelas melanggar hukum perang internasional," tulis artikelnya.

Berkowitz focus terhadap isu pelanggaran Hamas, tapi tidak melihat sebab musabah mengapa tragedi terjadi, termasuk soal pencaplokan dan penjajahan Israel terhadap bangsa Palestina.

"Pelanggaran hukum yang mengerikan ini adalah sumber bencana kemanusiaan di Gaza, yang dapat diakhiri Hamas kapan saja dengan berhenti berperang, membebaskan para sandera, dan menolak ambisinya untuk menghancurkan Israel," kata Berkowitz.

Berrkowitz dalam tulisan itu berpendapat Gaza adalah salah satu dari tujuh front dalam perang Iran melawan Israel. "Gedung Putih seharusnya menjelaskan bahwa perang multi-front ini melawan negara Yahudi tidak berakhir dengan Israel."

Menurut Berkowitz, perang ini juga ditujukan kepada mitra-mitra Amerika di Teluk Arab dan pada akhirnya kepada Amerika Serikat, negara-negara demokrasi liberal, dan prinsip-prinsip mereka tentang kebebasan individu dan kesetaraan manusia.

"Saat Israel memasuki bulan ke-11 perang pertahanan diri melawan Iran dan proksinya, pemerintah berutang kepada rakyat Amerika untuk menjelaskan kepentingan Amerika, dan keadilan atas kemenangan Israel."

Di sebuah bukunya, Berkowitz menggambarkan bagaimana penggunaan hukum internasional sebagai senjata politik. Laporan Goldstone, yang diterbitkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada September 2009, dan kontroversi armada kapal Gaza, yang meletus pada akhir Mei 2010, adalah contohnya.

Dalam kedua kasus tersebut, para pejabat PBB, pengacara terkemuka, dan diplomat mengemukakan argumen hukum yang lemah atau tidak dapat dipertahankan untuk mengutuk tindakan yang diambil oleh Israel dalam membela diri.

Dalam buku ini, Peter Berkowitz mengungkap penyalahgunaan hukum perang internasional ini dengan menyoroti asumsi-asumsi cacat.

Berkowitz menunjukkan bahwa Laporan Goldstone terlibat dalam pencarian fakta yang tidak dapat dipercaya dan salah menerapkan uji hukum relevan, meskipun misinya tidak memiliki landasan yang tepat dalam hukum internasional.

Ia menunjukkan bahwa argumen-argumen yang disajikan dalam kontroversi armada kapal Gaza untuk mengutuk blokade Israel atas Gaza sebagai tindakan yang melanggar hukum.

 

 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement