REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Warga sipil Palestina kembali syahid dan lainnya terluka pada Ahad pagi ketika pasukan pendudukan Israel melancarkan serangkaian serangan udara yang menargetkan wilayah tengah dan selatan Jalur Gaza. Serangan dilancarkan pada Ahad pagi, nyaris bersamaan dengan serangan Amerika Serikat ke Iran.
Sumber lokal melaporkan bahwa pesawat tak berawak Israel menyerang sebuah apartemen di kamp pengungsi Al-Nuseirat di Gaza tengah, menewaskan seorang pria dan istrinya. Dalam serangan terpisah, pesawat tempur Israel menargetkan tenda yang menampung pengungsi di daerah Al-Hassaina sebelah barat kamp Al-Nuseirat, yang mengakibatkan korban tambahan, termasuk korban jiwa dan cedera.
Lebih jauh ke selatan, di daerah Al-Mawasi di Khan Younis, pasukan Israel mengebom tenda lain yang menampung warga sipil yang mengungsi di kamp Al-Rayan. Dua orang dilaporkan tewas dan beberapa lainnya luka-luka dalam serangan tersebut. Selain itu, beberapa warga sipil terluka akibat tembakan Israel di daerah Asdaa utara Khan Younis.
Setidaknya 26 orang, termasuk lebih banyak pencari bantuan, syahid dalam serangan Israel terbaru di Gaza. Serangan-serangan itu terjadi ketika warga Palestina yang putus asa di bawah blokade Israel terus menunggu di titik-titik distribusi makanan di tengah krisis kelaparan yang sedang berlangsung.
Di antara mereka yang syahid dalam serangan Israel di daerah kantong yang terkepung pada hari Sabtu, 11 orang adalah penerima bantuan di pusat distribusi yang dijalankan oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung Amerika Serikat dan Israel, yang dikutuk oleh PBB karena “mempersenjatai” bantuan.

Sementara itu, kantor berita WAFA melaporkan setidaknya tiga orang syahid dan beberapa lainnya terluka akibat serangan pesawat tak berawak Israel yang menargetkan pengungsi Palestina di al-Mawasi, Gaza selatan.
Laporan tersebut mengatakan bahwa serangan itu menargetkan tenda yang menampung anggota keluarga Shurrab yang kehilangan tempat tinggal. Tenda tersebut terletak di area yang sebelumnya ditetapkan militer Israel sebagai “zona aman”.
Dalam 48 jam terakhir, setidaknya 202 orang syahid, termasuk empat jenazah yang pulih setelah serangan Israel, dan 1.037 orang terluka akibat serangan Israel di Gaza, Kementerian Kesehatan melaporkan. Sejak Israel melancarkan perangnya di Gaza pada Oktober 2023, setidaknya 55.908 orang syahid , dan 131.138 orang luka-luka akibat serangan Israel.
Dalam beberapa hari terakhir, serangan Israel terhadap lokasi distribusi bantuan di Gaza meningkat ketika ribuan warga Palestina berkumpul setiap hari dengan harapan menerima jatah makanan setelah dua bulan blokade Israel terhadap pengiriman bantuan.

Pada hari Sabtu, tiga orang tewas di lokasi GHF di Khan Younis setelah pasukan Israel melepaskan tembakan. Beberapa orang juga terluka dan dibawa ke fasilitas medis. Omar al-Hobi, seorang pengungsi Palestina di Khan Younis, mengatakan kepada Al Jazeera dari rumah sakit bahwa berjalan ke lokasi tersebut berarti Anda “memasuki titik kematian”.
"Saya menyebutnya titik kematian. Tank ada di depan kami, senapan mesin ada di depan kami, dan quadcopter ada di atas kami, dan ada tentara di darat dengan penembak jitu. Siapapun yang bergerak sebelum waktunya akan ditembak, dan saat tank mundur, kami mulai berlari," kata al-Hobi.
Israel mengklaim serangannya di lokasi bantuan adalah untuk mengendalikan massa, namun para saksi dan kelompok kemanusiaan mengatakan bahwa banyak penembakan terjadi tanpa alasan, sehingga mengakibatkan ratusan korban jiwa.
Palang Merah mengatakan pada hari Kamis, “sebagian besar” pasien yang tiba di rumah sakit lapangan di daerah kantong tersebut sejak sistem bantuan GHF dimulai pada akhir bulan lalu telah melaporkan bahwa mereka terluka ketika mencoba mengakses bantuan atau di sekitar titik distribusi.
Sementara itu, WAFA, mengutip Otoritas Regulasi Telekomunikasi di Jalur Gaza, melaporkan bahwa telah terjadi gangguan pada layanan internet dan telepon rumah yang mempengaruhi wilayah gubernuran di Gaza, termasuk Kota Gaza, dan Gaza utara. Saat ini terjadi pemadaman listrik di wilayah selatan dan tengah Jalur Gaza yang telah berlangsung selama lebih dari tiga hari.