Ahad 16 Nov 2025 19:01 WIB

Israel Kembali Bunuh Tiga Warga Gaza di Tengah Gencatan Senjata

Pembunuhwan warga Palestina oleh tentara Israel juga terus terjadi di Tepi Barat.

Jenazah warga Palestina tak dikenal yang kembali dari Israel sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata dimakamkan di Deir al-Balah, Jalur Gaza, Jumat, 14 November 2025.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Jenazah warga Palestina tak dikenal yang kembali dari Israel sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata dimakamkan di Deir al-Balah, Jalur Gaza, Jumat, 14 November 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Tentara Israel terus melakukan pelanggaran gencatan senjata dengan melakukan serangan di lokasi di dalam garis kuning di wilayah yang masih berada di bawah kendalinya. Tiga warga Gaza dilaporkan syahid akibat serangan tersebut.

Israel pada Ahad telah melakukan beberapa serangan udara – satu di timur Khan Younis di selatan dan yang lainnya di lingkungan Zeitoun di Kota Gaza. Tiga warga Palestina syahid dalam serangan Israel di timur Khan Younis, kata sumber di Kompleks Medis Nasser kepada Aljazirah.

Baca Juga

Sejak tercapainya kesepakatan gencatan senjata pada 11 Oktober 2025, Israel terus melakukan pelanggaran dengan mengebom wilayah Gaza. Jumlah korban jiwa sejak gencatan diumumkan telah bertambah menjadi 266 korban dan 635 luka-luka, selain 548 jenazah yang baru ditemukan.

Garis kuning adalah batas imajiner yang diterapkan militer Israel di semua sisi Jalur Gaza yang berbatasan dengan Israel maupun Mesir. Dengan garis itu, warga Gaza kembali dikurung di wilayah yang jauh lebih sempit dari sebelum genosida berlangsung.

Situasinya semakin buruk bagi keluarga yang tinggal di dekat garis kuning ini. Militer Israel terus menghancurkan bangunan tempat tinggal dan menyebarkan kepanikan dengan serangan di daerah tersebut.

photo
Peta garis penarikan pasukan IDF di Jalur Gaza yang diusulkan Presiden AS Donald Trump. Peta itu menunjukkan wilayah Gaza yang menyusut. - (Truth Social)

Selain itu, kondisi musim dingin menambah penderitaan ekstra bagi ratusan ribu warga Palestina yang terlantar yang masih hidup dalam ketakutan dan krisis kemanusiaan yang semakin parah.

Jumlah korban jiwa di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 69.483, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, sejak serangan pendudukan Israel dimulai pada 7 Oktober 2023, sumber medis melaporkan pada Ahad.

Otoritas kesehatan setempat menjelaskan bahwa jumlah orang yang terluka telah mencapai 170.706 orang, dengan banyak korban masih terjebak di bawah reruntuhan, karena tim penyelamat tidak dapat mengakses mereka karena banyak dari mereka berada di daerah berisiko tinggi.Dalam 72 jam terakhir, rumah sakit di Gaza telah menerima 17 jenazah: dua korban baru dan 15 jenazah yang diangkat dari reruntuhan, serta tiga korban luka tambahan. 

Sedangkan di Tepi Barat, seorang remaja Palestina berusia 19 tahun, Hasan Ahmad Mousa, syahid dan seorang lainnya terluka dalam serangan militer Israel menjelang fajar di kamp pengungsi Askar, sebelah timur Nablus, menurut kantor berita WAFA.

photo
Wafa Hammad (52 tahun), ibu dari Yamen Hamed (15) yang dibunuh oleh tentara Israel, melihat jenazah anaknya tersebut untuk terakhir kalinya saat pemakamannya di kota Silwad, Tepi Barat, Jumat, 31 Oktober 2025. - ((AP Photo/Nasser Nasser))

Direktur Layanan Ambulans dan Darurat di Bulan Sabit Merah Palestina di Nablus, Ameer Hassan, melaporkan bahwa dua remaja terluka ketika pasukan Israel menyerbu kamp tersebut. Mousa ditembak dengan peluru tajam di bagian dada dan meninggal karena luka-lukanya, sementara yang lainnya tertembak di punggung dan dipindahkan ke rumah sakit untuk perawatan.

Sebelumnya pada malam hari, pasukan militer Israel dalam jumlah besar menerobos masuk ke Nablus dari berbagai arah, yang menyebabkan konfrontasi di kamp Askar, di mana tentara Israel menembakkan peluru tajam ke arah warga. Selain itu, pasukan Israel menggerebek lingkungan Ras al-Ain, Al-Basha, dan Kota Tua, namun tidak ada laporan penahanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement