Kamis 20 Nov 2025 14:28 WIB

Menhan: TNI Siap Kirim Pasukan ke Gaza, Tunggu Keputusan Presiden

"Kita tunggu keputusan politik dari pemerintah," kata Menhan Sjafrie Sjamsoeddin.

Anak Gaza duduk di sebuah gedung apartemen yang hancur akibat serangan Israel di Kota Gaza, Selasa (18/11/2025).
Foto: AP Photo/Jehad Alshrafi
Anak Gaza duduk di sebuah gedung apartemen yang hancur akibat serangan Israel di Kota Gaza, Selasa (18/11/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, MOROWALI -- Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin memastikan TNI siap mengirimkan pasukan perdamaian ke Gaza setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan mandat untuk pengiriman pasukan. Sebelumnya, Dewan Keamanan PBB, pada Senin (17/11/2025) mengadopsi resolusi yang disponsori Amerika Serikat (AS) untuk membentuk pasukan ISF di Jalur Gaza.

"TNI sudah mempersiapkan satuannya untuk tugas-tugas perdamaian di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)," kata Sjafrie saat ditemui awak media di Bandara IMIP, Morowali, Sulawesi Tengah, Kamis (20/11/2025).

Baca Juga

Walau sudah mendapat persetujuan dari PBB, Sjafrie mengaku jajarannya masih harus menunggu keputusan pemerintah dalam hal ini Presiden Prabowo Subianto untuk melakukan pengiriman pasukan. "Kita tunggu keputusan politik dari pemerintah," jelas dia.

Untuk diketahui, TNI sudah menyiapkan 20.000 pasukan untuk dikirim ke Gaza melakoni misi perdamaian PBB. Ke-20.000 pasukan itu terdiri dari satuan kesehatan dan Zeni yang membidangi pembangunan konstruksi. Tidak hanya pasukan, TNI juga sudah menyiapkan peralatan dari mulai di bidang kesehatan dan pengerjaan konstruksi untuk mendukung kerja pasukan di Gaza.

Menurut resolusi DK PBB , ISF akan beroperasi di Gaza melalui kerja sama dengan Israel dan Mesir, serta dengan mandat awal selama dua tahun. Pasukan tersebut bertugas mengamankan perbatasan Gaza, melindungi warga sipil, menyalurkan bantuan kemanusiaan, melatih kembali kepolisian Palestina, serta mengawasi proses pelucutan senjata Hamas dan kelompok bersenjata lainnya.

Sebanyak 13 negara anggota DK PBB mendukung resolusi tersebut, sementara Rusia dan China menyatakan abstain.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement