Jumat 12 Dec 2025 07:58 WIB

ICMI akan Gelar ICMW 2025, Soroti Peran Perempuan untuk Ketahanan Pangan Global

ICMW 2025 dilaksanakan Senin (15/12/2025).

Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) akan menggelar International Conference of Muslim Women (ICMW).
Foto: ICMI
Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) akan menggelar International Conference of Muslim Women (ICMW).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) akan menggelar International Conference of Muslim Women (ICMW). Ini merupakan agenda tahunan yang dilakukan merespon dan menawarkan solusi berbagai persoalan terutama yang berkaitan dengan perempuan.

ICMW 2025 mengangkat tema 'Perempuan dan Ketahanan Pangan' (Women and Food Security) dilaksanakan Senin (15/12/2025) di Graha Mandiri, Jl. Diponegoro No.61 Jakarta Indonesia. Ketua Panitia pelaksananya adalah Hanifah Husein yang juga sekaligus Ketua Departemen Pemberdayaan dan Pelatihan Perempuan Majelis Pengurus Pusat ICMI.

Tema ini diangkat mengingat peran perempuan sangat penting dan mendesak dalam ketahanan pangan, baik di tingkat rumah tangga maupun nasional dan global. Perempuan terlibat dalam seluruh aspek, mulai dari produksi hingga konsumsi, serta berperan krusial dalam memastikan kualitas gizi keluarga.

Perempuan berperan sebagai pengelola rumah tangga dan gizi. Mayoritas perempuan mengelola asupan pangan dan gizi keluarga. Keputusan mengenai pemilihan, pengolahan, dan penyediaan makanan sehat berada di tangan perempuan, yang secara langsung berdampak pada kesehatan dan pencegahan stunting pada anak.

Sekretaris Panitia ICMW 2025 Fatri Hayani mengatakan perempuan juga berperan sebagai tenaga kerja pertanian. Di negara berkembang, perempuan menyumbang setidaknya 43% tenaga kerja pertanian, termasuk di Indonesia, di mana sekitar 28,3 juta perempuan pedesaan berperan penting dalam produksi pangan. Keterlibatan mereka mencakup penanaman, pemeliharaan, hingga panen.

Perempuan juga berperan dalam diversifikasi pangan lokal. Perempuan sering menjadi garda terdepan dalam pengembangan dan pemanfaatan pangan lokal, seperti umbi-umbian atau sagu, yang mendukung diversifikasi pangan dan mengurangi ketergantungan pada komoditas impor seperti beras.

Selain itu, perempuan berperan sebagai penggerak komunitas. Melalui program seperti Pekarangan Pangan Lestari (P2L), organisasi perempuan dapat menggerakkan masyarakat untuk menanam di pekarangan sendiri, yang secara signifikan memperkuat ketahanan pangan di tingkat desa dan kabupaten.

Yang tak kalah penting, perempuan berperan dalam pemberdayaan ekonomi. Memberdayakan perempuan secara ekonomi, terutama petani perempuan, berkorelasi langsung dengan peningkatan kualitas hidup keluarga. "Pendapatan tambahan di tangan perempuan cenderung diinvestasikan kembali untuk kebutuhan dasar keluarga, seperti pangan dan pendidikan," kata Fatri melalui siaran pers, Jumat (12/12/2025).

Meskipun perannya vital, perempuan petani menghadapi tantangan, yang mana mereka sering menghadapi keterbatasan akses terhadap lahan, kredit, dan teknologi dibandingkan laki-laki. Mengatasi kesenjangan gender sangat penting untuk memaksimalkan kontribusi perempuan dan mencapai tujuan ketahanan pangan nasional.

Secara keseluruhan, penguatan peran perempuan bukan hanya masalah kesetaraan gender, tetapi merupakan kunci strategis untuk memberantas kelaparan, kekurangan gizi, dan kemiskinan secara efektif.

ICMW 2025 akan dihadiri oleh 300 orang peserta yang terdiri dari para cendekiawan, Pimpinan Organisasi Perempuan, Organisasi Muslimah, Perguruan Tinggi, serta tokoh/organisasi yang konsen terhadap isu pangan dan perempuan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement